3 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Danantara Indonesia memastikan segera menyelesaikan masalah utang jumbo pada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Pemilik sekaligus operator Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh memiliki utang triliunan rupiah.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, penyelesaian masalah utang KCIC atau Whoosh sudah masuk dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2025. Komunikasi Danantara dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga sudah dilakukan.
"Sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan proses itu. Kemarin kan Dirut KAI juga sudah menyampaikan di DPR, kita bereskan, masuk dalam RKAP kita tahun ini," ujarnya saat ditemui di Smesco, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Saat rapat dengan DPR, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin mengungkapkan, perusahaan memiliki masalah besar terkait utang. Dia bahkan menyebut utang itu sebagai bom waktu.
Proyek KCJB diketahui menelan biaya USD7,2 miliar atau setara Rp119 triliun. Angka itu sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) USD1,2 miliar dari target awal USD6 miliar.
PT KCIC merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. PT PSBI memiliki 60 persen saham sedangkan Beijing Yawan HSR Co. Ltd memegang porsi 40 persen.
Di PSBI, KAI menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 58,53 persen. Sisanya dimiliki BUMN lain, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) (PTPN).
Sebelumnya, CEO Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, Danantara segera mengambil restrukturisasi utang proyek KCJB. "Kita akan umumkan langkah-langkah kita dalam langkah restrukturisasi (utang) dari KCIC atau Whoosh ini," kata Rosan (5/8/2025).
"Kalau kita melakukan suatu corporate action (aksi korporasi), itu tuntas. Jadi bukan hanya sifatnya menunda masalah," kata Rosan.(tom)