10 jam yang lalu

Rekan di DPR Beberkan Kinerja Uya Kuya dan Eko Patrio

Editor : Yusuf Ibrahim
Eko Patrio dan Uya Kuya. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Artis sekaligus politisi, Rieke Diah Pitaloka secara terbuka membongkar kiprah dan kinerja dua rekannya di DPR RI, yakni Uya Kuya dan Eko Patrio.

Ia menyoroti peran Uya yang menurutnya cukup aktif mendukung advokasi kasus-kasus besar di Komisi IX. Terutama terkait kasus tindak pidana perdagangan orang serta berbagai persoalan kesehatan masyarakat.

Rieke menegaskan bahwa sosok Uya Kuya bukan hanya dikenal sebagai figur publik di dunia hiburan, tetapi juga aktif memberikan kontribusi nyata di DPR.

Menurutnya, kehadiran Uya dalam komisi menjadi energi penting yang mendukung kerja-kerja pengawasan dan legislasi, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak korban perdagangan orang.

"Aku kehilangan Uya. Mas Uya itu partnerku di Komisi 9 untuk mengadvokasi kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang dan masalah kesehatan," kata Rieke dikutip dari kanal YouTube Denny Sumargo, Selasa (9/9/2025).

Sementara itu, Rieke menilai Eko sebagai sosok yang tulus dan terbuka dalam berinteraksi dengan sesama anggota. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa gaya komunikasi anggota Patrio itu terkadang terlihat konyol dan masih perlu diperbaiki agar lebih sesuai dengan tuntutan sebagai pejabat publik.

"Mas Eko tentu saja interaksi kami sering. Karena saya anggota, mas Eko wakil ketua sekarang dan lama kita di Komisi 6," jelasnya.

"Mas Eko itu tulus orangnya, memang konyol. Bukan untuk pembelaan, tentu gestur harus diperbaiki, cara komunikasi harus diperbaiki," lanjutnya.

Menurut Rieke, Eko tidak hanya hadir sebagai komedian di dunia politik, tetapi juga benar-benar menunjukkan keseriusan dalam menjalankan tugas legislatif.

Dukungan Eko terhadap berbagai isu penting menjadi bukti bahwa dirinya berkomitmen untuk mengawal kepentingan rakyat, meskipun harus menyesuaikan gaya komunikasi agar lebih efektif.

Rieke kemudian mencontohkan salah satu pengalaman pribadinya ketika menangani kasus yang melibatkan almarhumah Mat Solar. Ia menuturkan bahwa Eko memberikan dukungan penuh dalam memperjuangkan penyelesaian kasus tersebut.

Selain itu, Eko juga ikut terlibat dalam mengawal isu-isu besar, mulai dari pelunasan tanah, pemberantasan mafia pangan, hingga membongkar kasus mafia timah yang sempat menjadi sorotan nasional. "Aku pengen cerita, kasusnya bang Juri (Mat Solar) itu, aku disupport banget sama mas Eko. Pelunasan tanah dan beberapa kasus ya, membongkar mafia pangan, membongkar mafia timah," ujarnya.

Bagi Rieke, sikap Eko sebagai pimpinan komisi patut diapresiasi karena ia selalu memberi ruang kepada anggota DPR lain untuk berbicara dan menyampaikan pendapat.

Bahkan dalam kasus besar yang melibatkan perusahaan besar seperti Pertamina, Eko disebut tidak pernah membatasi anggotanya untuk mengungkap fakta di persidangan.

"Sebagai pimpinan, termasuk yang memberi ruang kepada kami untuk akhirnya kasus besar itu, termasuk Pertamina, mas Eko tidak pernah membatasi kami bicara dalam persidangan segala macam. Dia memberikan ruang," tandasnya.

Namun di balik penilaian positif Rieke, publik masih dihadapkan pada kontroversi yang melibatkan dua figur tersebut. Pada 1 September 2025, Partai Amanat Nasional (PAN) resmi menonaktifkan Uya Kuya dan Eko Patrio dari keanggotaan DPR RI.

Langkah ini diambil setelah video keduanya berjoget dalam Sidang Paripurna MPR pada 15 Agustus 2025 viral di media sosial. Aksi itu dianggap tidak pantas dan tidak sensitif di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang penuh tantangan.

Kejadian tersebut pun memicu gelombang kritik dari berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat umum maupun pengamat politik, sehingga partai mengambil langkah tegas untuk menjaga citra lembaga dan partai.(des)


0 Komentar