2 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Pemerintah mendorong pengembangan logam tanah jarang atau rare earth di tengah meningkatnya permintaan global. Harta karun super langka ini sedang menjadi rebutan dunia karena mengandung berbagai mineral yang dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai industri.
"Bangsa Indonesia memiliki kekayaan mineral yang sangat besar salah satunya logam tanah jarang, ini luar biasa dan berkah yang sangat besar nilainya. Itu tidak hanya kekayaan ekonomi tapi sebuah kekayaan kedaulatan," ujar Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam pernyataannya, Kamis (18/9).
Dia mendukung PT Timah, yang telah mulai mengembangkan logam tanah jarang di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka. Hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan negara.
"Kita diarahkan Pak Presiden untuk bisa memanfaatkan mineral ini. PT Timah dapat amanah yang tidak ringan dan kehormatan ini untuk memulai prose mengambil dan memanfaatkan logam tanah jarang di bumi Indonesia, ini terobosan yang sangat besar," sambungnya.
Indonesia saat ini, terus mempersiapkan untuk mengelola logam tanah jarang yang diharapkan dapat menjadi lompatan untuk pengembangan pengelolaan mineral di dalam negeri.
"Harapan kami bisa menjadi salah satu lompatan Bangsa kita untuk menunjukkan kepada dunia, kita bisa menguasai teknologi pemurnian dan pemisahan hingga ke produk hilir sehingga nilai tambah akan sangat berlipat," sambungnya.
Sementara, Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara berharap dukungan penjaminan keberlanjutan pasokan bahan baku mineral, melalui pengaturan kebijakan dan dukungan kemitraan strategis, dan juga penyediaan jejaring pakar, laboratorium pengujian, dan fasilitas penelitian.
Suhendra menjelaskan PT Timah telah melaksanakan kerja Kolaborasi dengan mengimplementasikan konsep triple helix dalam riset yang melibatkan Pemerintah, Universitas dan Industri.(rah)