2 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Sektor infrastruktur memiliki peran yang semakin strategis sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investasi di tengah persaingan global.
Ekonom Indef, Ahmad Heri Firdaus, menegaskan kesiapan infrastruktur tidak hanya menopang kegiatan industri, tetapi juga menjadi magnet bagi investor yang mencari efisiensi dan konektivitas tinggi.
"Kalau kita lihat, investor global itu mencari negara yang sudah siap infrastruktur industrinya," ujar Heri dalam acara IDX Channel LinkUP Market Movers di Auditorium Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/9/2025).
Heri menambahkan, pemerintah aktif mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan program hilirisasi industri yang membutuhkan dukungan infrastruktur memadai, terutama karena sektor industri menyumbang hampir 20 persen dari PDB nasional.
Dari sudut pandang pasar modal, sektor infrastruktur juga menarik minat investor berkat prospek pertumbuhan dan kualitas pengelolaan perusahaan.
Subsektor yang beragam, seperti jalan tol, pelabuhan, telekomunikasi, hingga infrastruktur industri, menawarkan pilihan investasi yang luas.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, menjelaskan pergerakan harga saham dipengaruhi sentimen pasar dan kebijakan pemerintah. Investor kini lebih selektif dan mencari emiten yang memiliki eksposur pada proyek strategis atau tren baru, seperti energi baru terbarukan (EBT) dan digitalisasi.
Sebagai contoh, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang fokus pada infrastruktur industri berbasis EBT mencuri perhatian dengan lonjakan saham dari Rp190 menjadi Rp1.500 per lembar sejak initial public offering (IPO).
Reza menyebut lonjakan ini didukung sentimen positif terhadap EBT dan posisi CDIA dalam ekosistem Barito Pacific Group yang terintegrasi. "Pendapatan utama CDIA berasal dari penjualan listrik, sejalan dengan fokus pemerintah pada transisi energi," ungkapnya.
Namun, Reza mengingatkan konsistensi manajemen menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan perseroan.
Sementara itu, Heri menambahkan, kehadiran perusahaan seperti CDIA dapat memperkuat keyakinan investor global. "Sektor ini krusial untuk menopang kegiatan produktif. Kehadiran emiten dengan ekosistem terintegrasi akan meningkatkan daya tarik investasi," ujar Heri.
Menurutnya, prospek sektor ini masih terbuka lebar, meskipun tantangan seperti ketersediaan lahan, biaya logistik, dan ketidakpastian regulasi masih perlu diatasi.
Sinergi antara pemerintah dan swasta menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat produksi berdaya saing tinggi di ASEAN. "Peluang investasi di infrastruktur industri masih terbuka lebar. Tantangan ada, tapi dengan dukungan regulasi dan kolaborasi swasta, prospek jangka panjang tetap positif," kata Heri.(des)