Senin, 14 Maret 2016 16:09 WIB

Banyak Anggota Yang Stres, Ini Kata Polri

Editor : Danang Fajar
Laporan : Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Mabes Polri angkat bicara perihal maraknya anggota polisi yang stress dan berimbas memilih bunuh diri sendiri atau orang lain. Permasalahan ekonomi yang melandasi tindakan nekad tersebut.

"Saat anggota dalam pelaksanaan tugas, banyak faktor yang membuat stres. Salah satunya ekonomi. Ini menjadikan tekanan dan situasi keluarga menjadi tidak nyaman. Kita, di lingkungan Polri, melakukan kontrol melalui periksa kesehatan berkala," kata Kapusdokes Polri dr Brigjen Arthur Tampi di Mabes Polri Senin (14/3/2016).

Lanjut Tampi, Tes berkala tersebut baru mencapai 35 persen anggota Polri atau sekitar 150 ribu orang. Hal ini didasari oleh keterbasan anggaran.

"Makanya, kini, setelah jadi anggota, kami tes kesehatan saat akan bertugas. Kalau gak dapat jatah tes, maka kami gak bisa tes. Caranya kami minta bantuan dari teman atasan untuk mendeteksi kesehatan dan jiwa setiap anggota. Ini deteksi dini," tegasnya.

Selain itu, Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan ikut menuturkan, bahwa tes perihal keadaan psikologis bagi seseorang yang mendaftar sebagai anggita Polri sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Masuk Polri dan TNI itu sudah ada parameternya yang diakui secara nasional dan internasional. Cuma perkembangannya, faktor lingkungan berpengaruh, beban kerja yang berat, dan ekonomi. Makanya dulu pernah (saya) katakan kalau hasil tes psikilogi banyak anggota yang stres karena beban tugas," tutur Anton.

Lebih lanjut, Anton menambahkan maraknya bunuh diri atau membunuh orang lain yang dilakukan oleh anggota Polri, didasari karena kasus perceraian yang biasanya dibuntuti oleh permasalahan ekonomi keluarganya.

"Hampir 50 persen anggota Polri bergaji minus atau bahkan 'tak bergaji' karena tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari," tegas Anton.

Sebelumnya diketahui, terjadi Insiden penembakan oleh anggota Polri yang terbaru yakni Brigadir ACK (28), anggota Satuan Detasemen D Brigade Mobile (Brimob), menembak mati istrinya di Bekasi pada Sabtu (12/3) pukul 02.00 dini hari. Setelah itu pelaku juga mencoba bunuh diri dengan menembak lehernya dan kini masih dalam keadaan kritis.
0 Komentar