Senin, 02 Mei 2016 14:37 WIB

Ansyaad Mbai: Penuhi Mau Penyandera Jadi Strategi Paling Ampuh

Editor : Hendrik Simorangkir
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pembebasan sandera 10 WNI yang berlangsung secara mendadak memicu kecurigaan adanya pembayaran uang tebusan. Mantan Ketua BNPT Ansyaad Mbai menyebut itu merupakan strategi paling efektif.

Penyataan itu disampaikan Ansyaad usai bertemu Presiden Joko Widodo untuk melaporkan 12 nama calon anggota Kompolnas di Istana Merdeka, Senin (2/5/2016).

"Teroris itu yang paling efektif strateginya memenuhi keinginannya. Kalau keinginannya tercapai selesai," katanya.

Hanya saja, Ansyaad menegaskan, dirinya tidak lantas mengatakan bahwa pemerintah membayar uang tebusan terkait pembebasan 10 WNI tersebut. Pasalnya, dia mengingatkan, di dalam aturan PBB tidak dibolehkan membayar uang tebusan untuk kelompok teroris.

"Pemerintah tidak ada. Ini bukan (kebijakan) Indonesia, ini PBB. Ini standar konvensi UN, no concession policy, no ransom pay policy. Konsesi itu misalnya penyandera meminta ditukar dengan teman mereka yang dipenjara. Itu tidak boleh," jelas Ansyaad.

Ansyaad juga menjelaskan, hampir semua penyanderaan di dunia ini ada uang tebusannya. Namun itu acap diselesaikan oleh pihak keluarga ataupun swasta.

"Kemudian membayar ransom itu juga tidak boleh. Tapi hampir semua penyanderaan di dunia ini ada tebusan, tapi bukan negara. Tapi pihak keluarga, swasta atau manapun. Itu saja," katanya.

"Kalau negara, ya kita menyalahi konvensi PBB yang melaksanakan itu dan negara kita kalah dong dari teroris. Keluarga ini masalah kemanusiaan, kenapa? karena dalam kasus penyanderaan, tugas semua pihak, negara maupun semua pihak karena to save the life, cara apa pun, berapa pun biayanya, cara apa pun, harus ditempuh. Demi menyelamatkan, itu saja," tambahnya.
0 Komentar