Senin, 23 Mei 2016 16:28 WIB

BI Sebut Peredaran Upal Sudah Mengkhawatirkan

Editor : Hendrik Simorangkir
JAKARTA, Tigapilarnews.com – Kejahatan pemalsuan uang sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. BI pun minta Polri konsisten menindak pelaku peredaran uang palsu.

Hal itu disampailan Kepala Divisi Penanggulangan Uang Palsu BI Hasiholan Siahaan, saat jumpa pers pengungkapan peredaran uang palsu di Bareskrim Polri, Jaksel, Senin (23/5/2016).

"Kejahatan uang palsu sudah dalam tahap mengkhawatirkan," tandasnya.

Hasiholan mengingatkan masyarakat, selain harus memperhatikan rumus 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang, sebaiknya tidak menggunakan transaksi tunai dalam jumlah besar.

"Karena jumlah besar, pendeteksian uang palsu lebih susah dilakukan. Lebih baik melalui transfer atau cek," ujarnya.

Data statistik menunjukkan, menurut Hasiholan, terjadi peningkatan peredaran uang palsu. Pada 2014, ditemukan 120.417 lembar uang palsu.

Rasio dalam satu juta lembar uang yang beredar di masyarakat, menurut Hasiholan, diduga terdapat sembilan lembar uang palsu.

"Di 2015, ada 319.641 lembar atau ditemukan 21 lembar uang palsu di satu juta lembar. Hingga Maret 2016, ada 55.441 lembar uang palsu, itu sudah empat lembar dalam satu juta lembar," katanya.

Tahun 2015, Hasiholan menjelaskan peredaran uang palsu tertinggi ada di Jawa Timur. Lalu, kata dia, disusul dengan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Bali.

"Kami sudah mapping (petakan) soal peredaran uang palsu. Uang asli kan ada 9 digit nomor seri, diawali dengan angka dari depan dan belakang dengan tiga huruf dan enam angka di belakangnya," paparnya.

"Kalau pembuat uang palsu, tidak mungkin membuat uang seri dengan nomor yang berbeda, karena cost-nya mahal. Kalau asli nomor serinya selalu berbeda sehingga dari analisa kami, uang palsu nomor serinya selalu sama," ujarnya.
0 Komentar