Jumat, 10 Juni 2016 23:53 WIB

7,8 Persen Makanan di DKI Mengandung Bahan Berbahaya

Editor : Yusuf Ibrahim
Laporan Gita Ginting

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) DKI dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat, melakukan sidak ke pusat penjualan takjil di kawasan Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, Jumat (10/06/2016).

Dari 63 sampel makanan yang diambil secara acak, tak satupun makanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin B, serta methanil.

Sebelumnya, BPOM juga telah melakukan sidak ke Pasar Takjil Benhil. Saat itu, ditemukan tiga makanan yang tidak memenuhi syarat. Yakni, kolak dan asinan yang mengandung rhodamin B, serta tahu bulat yang mengandung formalin.

Dalam sidaknya, sampel diambil secara acak yang terdiri dari berbagai jenis makanan, seperti kolak, asinan, es pisang ijo, risoles, lontong, dan lain-lain.

"Dari 63 sampel, seluruhnya negatif. Berarti seluruh takjil yang dijual di sini (Pasar Benhil) layak dikonsumsi. Dulu kita sempet melakukan sidak kolak, asinan, dan tahu bulat. Hailnya ditemukan zat berbahaya. Hari ini kita ambil sampel yang sama dan hasilnya negatif," ujar Walikota Jakarta Pusat, Manggara Pardede, dilokasi, Jumat (10/06/2016)

Sementara itu, dilokasi yang sama, Ketua BPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari mengatakan BPOM akan terus melakukan pengawasan terhadap pedagang makanan di DKI Jakarta.

Sejak awal Ramadhan, BPOM telah melakukan pemeriksaan terhadap 270 sampel di 11 pasar, 4 supermarket dan 2 pasar takjil di Jakarta.

Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan bahwa 7,8 persen makanan di DKI Jakarta masih mengandung bahan berbahaya. "Itu masih hasil sementara, target kita tahun ini bisa turun jadi 3 persen. Tahun 2014, itu 22 persen, sementara tahun 2015 turun jadi 12 persen," ujar Dewi.(exe)
0 Komentar