Selasa, 09 Agustus 2016 20:05 WIB

Komnas PA Setuju Full Day School, Tapi?

Editor : Danang Fajar
Laporan: Muchammad Syahputra

JAKARTA,Tigapilarnews.com - Terkait dengan kebijakan sistem Full Day School atau sekolah sehari penuh yang diwacanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendy menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat khususnya orang tua.

Tak hanya orang tua, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) juga menanggapi penerapan sistem satu hari penuh sekolah untuk para anak tingkatan SD hingga SMP.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung serta menyetujui gagasan yang dikeluarkan oleh Mendikbud tersebut, pasalnya sekolah menjadi tempat untuk para anak agar mendapatkan pembelajaran serta pembinaan secara berkala dan baik.

"Untuk gagasan tersebut saya pribadi sangat setuju. Anak banyak menghabiskan waktu di sekolah itu kan lebih baik," ujarnya, saat dihubungi, Selasa (9/8/2016) petang.

Namun, pihaknya juga meminta kepada menteri untuk dapat memenuhi persyaratan terlebih dahulu seperti melihat apakah kedepannya ini menjadi lebih baik atau memberikan efek buruk terhadap anak, dan jangan sampai melanggar hak asasi anak.

"Jika Mendikbud tidak bisa memastikan bahwa sekolah itu ramah anak, ya itu harus dievaluasi lagi kedepannya, karena ini untuk masa depan anak," tambahnya.

Dirinya menjelaskan mengenai ramah anak yang dimaksud ialah sekolah harus memiliki proses belajar mengajar yang membuat sang anak senang berada di sekolah dengan cara meningkatkan bentuk olah kepribadian mental serta pola didik yang baik.

"Anak-anak harus senang berada di sekolah. Selain itu, kurikulum yang diterapkan juga tidak membuat para siswa malah menjadi tertekan.Ramah anak dalam artian anak itu merindukan, enjoy dalam proses belajar mengajar," jelasnya.

Menurutnya, apabila Kemendikbud belum benar-benar mempersiapkan lingkungan belajar yang baik dengan menerapkan sehari penuh belajar disekolah, jangan sampai nantinya kebijakan ini malah terkesan dipaksakan dan merugikan anak.

"Saya tidak bisa membayangkan jika sekolah itu angker dan tidak ramah dan sebagainya. Anak dipaksa lebih dari tujuh jam di situ. Dia akan frustasi. Secara psikologis akan terganggu, jadi harus benar-benar dipikirkan secara matang karena ini untuk kebaikan anak," pungkasnya.
0 Komentar