Rabu, 21 September 2016 12:34 WIB

Rekonstruksi Kematian Mirna Keliru

Editor : Hermawan
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ahli toksikologi dari Australia, dr Michael David Robertson menjadi saksi dalam sidang Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).

dr Michael mengatakan, hasil rekonstruksi (reka ulang) yang dilakukan penyidik tidak bisa dijadikan dasar untuk mengunci Wayan Mirna Salihin tewas karena sianida.

Sebab, hasil rekonstruksi seperti yang ada dalam berita acara pemeriksaan (BAP), tidak menunjukkan perhitungan yang ilmiah.

"‎Ada beberapa eksperimen yang saya lakukan, yang diberikan dokumen pada saya. Salah satunya memperkirakan berapa banyak volume air dalam satu seruput, tetapi ini tidak dilakukan dengan banyak orang, dan orang-orang yang berbeda akan menyeruput dengan beda-beda pula," ucap dr Michael dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).

"Jadi menurut hemat saya, hasil dari eksperimen ini, bersifat spekulatif dan tidak dapat diandalkan. Ini merupakan kekeliruan. Saya tidak percaya, dapat secara telak dikemukakan, bahwa 20 ml yang dikonsumsi. Bisa saja kurang, bisa tidak," tambah dr Michael.

Berdasarkan analisis yang ada dalam BAP, sianida masuk via mulut. Namun, penyidik tidak bereksperimen menggunakan fakta yang ada, seperti suhu dan temperatur kopi di mana Mirna tewas kala itu.

"Bagaimana suhu atau temperatur kopi ketika sianida ditambahkan, apakah kopi tersebut jumlah sodium sama atau berebeda. Akan tetapi sepertinya telah diasumsikan dalam eksperimen tersebut, tidak ada degradasi sodium dan kopi tetap sama dengan sianida diletak dalam kopi," tandas dr Michael.

 
0 Komentar