Minggu, 25 September 2016 17:20 WIB

Living With Dance, Suarakan Situasi Bangsa Terkini

Editor : Yusuf Ibrahim

Laporan Arif Muhammad Riyan


JAKARTA, Tigapilarnews.com- Rosmalita Sari Dewi (30), jebolan sekolah tari di International Student Visa Program, Broadway Dance Center New York, Amerika Serikat, mendedikasikan sepenuh hidupnya untuk seni tari.


Bagaimana tidak, selama 24 tahun sudah berkecimpung di dunia seni tari. Walaupun ia menimba ilmu di negeri orang, sosok yang akrab disapa Mala ini tak surut kehilangan jati dirinya. Bahkan tetap melestarikan tarian tradisonal.


Dari segudang pengalamannya menari, alumni S2 Seni Urban di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini, justru melakukan terobosan memadukan contemporary fusion dengan tari tradisional dalam pertunjukkan bertema Living With Dance.


Didukung 10 penari berlatar belakang sarjana tari dan penari profesional, Mala akan menyajikan karyanya tersebut Senin 26 September 2016 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Cikini, Jakarta.


"Living With Dance adalah sebuah pertunjukan tari yang menandai proses perjalanan menari saya selama 24 tahun dalam melestarikan tarian tradisional dan memadukannya dengan tarian modern. Konsistensi melestarikan tarian tradisional hal terpenting," kata Mala, di Jakart, Minggu (25/09/2016).


Sementara itu, Mala bercerita jika tariannya nanti juga terkait dengan sikap peka terhadap situasi bangsa terkini. Maka itu, sambungnya, selain hadir para seniman menyaksikan aksinya, diundang pula sejumlah pemangku kepentingan terkait dengan dunia seni khususnya tari.


"Salah satu anggota Komisi X DPR RI, juga akan hadir. Kami harapkan dari pertunjukan kami nanti menginsipirasi semua pihak semakin semangat melestarikan kesenian terutama tarian tradisional," terangnya.


Di sisi lain, Mala yang aktif menari sejak umur enam tahun ini menjelaskan, Living With Dance merupakan salah satu program dari Gandrung Dance Studio yang merupakan sanggar tarinya didirikan sejak tahun 2008.


Dikatakannya lagi, ini merupakan tahun kedelapan bagi Gandrung Dance Studio menyajikan karya baru untuk masyarakat pecinta seni pertunjukan.


Proses latihan intensif dilakukan sejak Agustus di Bandung dan pada September di Jakarta. Para penari yang terlibat berasal dari berbagai jenis tari, baik tari tradisional, hiphop, maupun kontemporer.


"Dengan latar belakang yang berbeda akan memberikan warna tersendiri bagi karya," ujar Mala yang juga pernah menggelar tarian di kolong jembatan Jatinegara sebagai bentuk solidaritas antara sesama penari di wilayah itu.


Di tempat yang sama, Pengamat Seni dan Budaya, FX Widariyanto, merespon positif semangat Mala terus melestarikan tarian tradisional  memadukannya dengan tarian modern yang diminati anak muda. Diharapkan, semangat Mala mengembangkan seni tari tanah air menular pada generasi berikutnya.


"Apa yang dilakukan Mala adalah sebuah kontribusi sumbangan kepada bangsa dari hasil pendidikan nonformal, ini membanggakan," ujar Widaryanto yang juga akademisi di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, UNPAR, dan IKJ.(exe)


0 Komentar