Sabtu, 08 Oktober 2016 07:10 WIB

Abaikan Ancaman, Presiden Filipina Tantang CIA

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, pada hari Jumat (7/10/2016) menantang agen mata-mata CIA Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya.

Duterte tak peduli dengan kecaman Barat atas perang melawan narkoba dan kejahatan dan bersumpah akan ada lebih banyak pembunuhan di Filipina.

Dalam dua pidato yang berapi-api untuk menandai 100 hari kerja sebagai Presiden Filipina, Duterte berulang kali mengindikasikan bahwa lawan-lawannya baik lokal maupun asing sedang berupaya menggulingkannya. Tujuannya, untuk menghentikan kekerasan.

Tapi Duterte bersikeras bahwa dia tidak akan terintimidasi dan akan terus kampanye melawan narkoba. Menurutnya, perang narkoba yang menewaskan rata-rata 33 orang per hari itu tidak akan berakhir.

”Anda ingin menggulingkan saya? Anda ingin menggunakan CIA? Silakan,” kata Duterte dalam pidato di kota kelahirannya di Davao, mengacu pada sepak terjang Central Intelligence Agency (CIA) yang kerap dijadikan alat operasi untuk menyingkirkan para kritikus AS.

Pada bulan lalu, Duterte menuduh CIA merencanakan untuk membunuhnya. Namun, dia tidak merinci spesifik rencana pembunuhan itu.

Duterte juga menyentil kolumnis surat kabar lokal yang memperingatkan bahwa gerakan "People Power" bisa terbentuk untuk mencoba menggulingkannya. Gerakan itu pernah muncul tahun 1986 yang berhasil menggulingkan diktator Ferdinand Marcos.

”Jadilah tamu saya. Saya tidak peduli,” katanya. "Saya akan digulingkan? Baik. (Jika demikian) itu bagian dari takdir saya. Takdir membawa begitu banyak hal. Jika saya mati, itu bagian dari takdir saya. Presiden bisa dibunuh,” imbuh dia, seperti dikutipChannel News Asia.

Sejak Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina 30 Juni 2016 dan mengobarkan perang melawan narkoba, polisi di negara itu telah menewaskan 1.523 orang dan 1.838 orang lainnya tewas dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan. Jumlah korban jiwa dalam perang narkoba itu merupakan angka resmi yang diakui otoritas Filipina.(exe/ist)
0 Komentar