Selasa, 01 November 2016 14:07 WIB

Uang ‘Bau’ Telat Dibayar, Warga Bantar Gebang Ngamuk

Editor : Hermawan
Laporan: Rachmat Kurnia

BEKASI, Tigapilarnews.com – Seribuan kepala keluarga (KK) yang tinggal dalam kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST ) Bantar Gebang, Bekasi, mengamuk dan nyaris menutup akses masuk menuju TPST Bantar Gebang.

Mereka marah lantaran uang bau alias kompensasi dari Pemprov DKI Jakarta belum dibayarkan untuk warga Kelurahan Bantar Gebang, Ciketing Udik, Cikiwul, dan Sumur Batu.

Hadi (42) warga Ciketing Udik mengatakan warga sudah terlanjur kesal dengan janji Pemprov DKI Jakarta yang akan memberikan uang kompensasi. Tetapi, ternyata hingga detik ini belum juga diberikan karena pembayarannya sering telat.

"Ah udah kagak percaya lagi kita mah. Tadi warga mau nutup jalan ke TPST biar truk sampah gak bisa masuk, tapi tadi kami tahan jangan nutup jalan, tunggu dulu, " ujar Hadi salah satu perwakilan warga, Selasa  (1/11/2016).

Hadi menuturkan apa yang dikhawatirkan warga pasca swakelola TPST Bantar Gebang oleh Pemprov DKI Jakarta ternyata terjadi.

"Makanya pas wacana TPST swakelola DKI pada Juni lalu, kami sempat menolak karena khwatir seperti ini. Kalau dulu pas masih dikelola oleh swasta kan enak. Jarang telat pembayarannya," jelas Hadi.

Hadi mengatakan tidak bisa terus menerus menahan warga untuk tidak melakukan aksi penutupan akses jalan menuju TPST Bantar Gebang.

“DKI cepat turun ke lapangan, jelaskan kepada masyarakat dari empat kelurahan. Saya dan teman-teman tidak bisa menahan terus mereka," ujar Hadi.

Dana kompensasi uang bau dari Pemprov DKI Jakarta untuk warga yang tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang sebesar Rp 500 ribu per tiga bulan.

 
0 Komentar