Senin, 07 November 2016 16:32 WIB

Ini Kronologis Polisi Saat Demo 4 November Berakhir Ricuh

Editor : Rajaman
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Polda Metro Jaya menjelaskan secara detil kornologis pada saat aksi damai 4 November yang berujung ricuh. Bahkan, polisi memperlihatkan bukti foto dan video yang memperlihatkan kericuhan saat itu.

Dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, aksi demo sudah mulai memanas saat semua massa sudah berkumpul di depan Istana Presiden.

Massa sudah mendatangi lokasi sejak pukul 11.00 WIB. Namun, jumlahnya hanya ratusan. Lalu, seusai salat Jumat di Masjid Istiqlal, massa bergerak menuju jalan Medan Merdeka Barat dan Utara (depan Istana).

"Pukul 13.50 WIB ada pelemparan oleh massa pada polisi, lalu setelah pelemparan tersebut, polisi membacakan asmaul Husna, dan massa tenang lagi," ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Kendati begitu, hal tersebut tak berlangsung lama. Selang satu jam, kata Awi, massa kembali melempari polisi dengan botol air minum. Kericuhan itu terjadi pukul 14.41 WIB. Bahkan, massa mencoba merusak kawat berduri.

"Kawat berdurinya sampai melewati conblok (penghalang jalan dari beton), menarik menariknya," tegas Awi sembari memperlihatkan video kericuhan.

Keriuchan itu kembali meredam saat masuk sholat Ashar. "Pukul 15.10 wib, anggota kita adzan dan sholat berjamaah dengan massa," kata Awi.

Usai salat, massa kembali berorasi. Mereka kompak menyerukan agar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara lantaran diduga melakukan penistaan agama Islam.

"Ada lemparan lagi di sebelah barat, jalan Medan Merdeka Barat di depan Wisma TNI ada pelemparan lagi, itu pukul 15.47 WIB," tegas Awi.

Pukul 15.58 wib, perwakilan massa akhirnya diterima Istana Merdeka dan dikawal polisi untuk masuk ke Istana.

Saat perwakilan massa memasuki Istana. Massa menanti dengan orasi, yel-yel, dan teriakan-teriakan tuntutan mereka. Awi menyebut, usai salat Maghrib. Sebagian massa mulai mengoleskan pasta gigi di wajah mereka.

"Itu pukul 18.18 wib ada massa yang mengolesi wajah mereka dengab odol, nah silahkan kawan-kawan simpulkan sendiri. Saat itu massa tenang," kata Awi.

Awi mengungkap, usai ada sebagian massa yang mengolesi wajahnya dengab odol. Tiba-tiba polisi melihat ada kericuhan antar massa aksi. Sesama massa aksi saling dorong dan ricuh.

"Pukul 19.00 wib, sesama massa ricuh, ada massa yang melindungi polisi, mereka membuat berikade. Jadi begini, urutannya : massa, trus massa yang coba halangin untuk tak lukai polisi, trus conblok, trus security barier (kawat berduri) trus baru petugas," terang Awi.

Hanya berlangsung sebentar, massa yang mencoba menghalangi massa lainnya agar tak memukuli polisi tak sanggup menahan. Berikade yang mereka buat runtuh dan putus. Massa yang beringas, langsung berhadap-hadapan dengan petugas.

"Pukul 19.00 wib, massa dihadang massa yang coba lindungi polisi dari pukulan massa, lalu pukul 19.05 wib ada kericuhan antar massa saja. Pukul 19.10 wib, massa yang tadi (massa yang coba lindungi polisi dari pemukulan) jebol," kata Awi.

Massa makin beringas, lemparan tak lagi hanya botol air mineral. Tapi sudah berganti dengan batu, kayu, anak panah, dan kelereng.

"Kami gak mengada-ada, memang ditemukan itu (anak panah, kelereng dan batu) di lokasi," terang Awi.

Karena situasi yang semakin chaos, polisi menembakkan gas air mata gelombang pertama. Ratusan selongsong peluru gas air mata berdentingan saat menyentuh aspal depan Istana.

"Pukul 19.33 wib ditembakkan gas air mata gelombang pertama. 19.41 wib tembakan gelombang kedua, dan 19.48 wib tembakan gas air mata gelombang 3," jelas Awi.

Setelah berturut-turut tembakan gas air mata, massa sempat bubar dan berpencar karena perihnya gas air mata. Sebagian diantaranya tetap bertahan. Pada pukul, 19.53 wib massa makin tak terkontrol. Bentrokan tak terhindarkan. Lemparan batu, botol beling, kayu bertubi-tubi menghujani pertahanan polisi.

Tak, puas. Massa merusak tiga mobil polisi. Satu di dalam kawasan Monas. Dua lagi, di depan taman pandang Istana Merdeka. Api pertama kali, menurut Awi, terlihat pada pukul 20.01 wib. Api itu berasal dari petasan. Lalu, dalam rekaman CCTV, terlihat api di bawah truk polisi.

"Itu bisa dilihat, mereka menggoyang-goyangkan mobilnya, mendorongnya padahal itu mobilnya salah apa. Bisa dilihatkan, mereka dorong lalu dibakar," kata Awi.

Usai pembakaran mobil itu, pelan-pelan massa berangsur mundur. Selain mendapat perlawanan polisi yang hujani mereka dengan ratusan tembakan gas air mata, massa juga dihalau dengan water cannon serta Kapolri, Kapolda serta Pangdam Jaya mengimbau agar massa membubarkan diri.

Keadaan mulai kondusif setelah Kapolda memerintahkan anak buahnya menghentikan tembakan gas air mata dan mundur mendekati pagar Istana. Sementara itu, mobil anti huru-hara, water cannon tetap berada di depan barisan Brimob bertameng. Selang setengah jam setelah tembakan gas air mata dihentikan, keadaan berangsur-angsur kondusif.
0 Komentar