Senin, 07 November 2016 19:15 WIB

Dalangi Aksi Kericuhan Demo 4 November, Polisi Akan Periksa Ketum HMI

Editor : Rajaman
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Polda Metro Jaya menduga dalang dari insiden 4 November merupakan dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hal tersebut berdasarkan rekaman video yang dimiliki pihak kepolisian.

Dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan, dalam video tersebut terlihat pelaku menggunakan atribut HMI memulai kericuhan.

"Itu berdasarkan rekaman video, baik yang diambil oleh jajaran kami di lapangan ataupun dari rekan-rekan media," ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Tak hanya itu, kata Awi, salah satu massa yang ditangkap usai kericuhan mengaku berasal dari HMI. Namun pihaknya belum dapat menyimpulkan bahwa HMI merupakan dalang kericuhan aksi unjuk rasa 4 November. Polisi akan mengumpulkan bukti-bukti terkait lebih dahulu.

"Kami akan buktikan fakta hukumnya," cetus Awi.

Atas dasar itu, polisi akan memeriksa Ketua Umum Pengurus Besar HMI Mulyadi P Tamsir dan Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Jakarta Selatan Dicky.

Terpisah, Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Fadli Widianto mengatakan, pihaknya akan memeriksa mereka untuk mengetahui lebih jauh penyebab kericuhan yang terjadi saat itu.

"Kami akan periksa mereka sebagai saksi," ujar Fadli.

Saat demonstrasi berlangsung pada 4 November, beberapa media melaporkan massa HMI cukup agresif. Tampak terlihat sekelompok massa pedemo yang memegang bendera HMI mencoba menerobos pagar beton dan pagar kawat berduri di lampu merah depan Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka Barat.

Polda Metro Jaya telah mengamankan sepuluh orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh.

Namun, sepuluh orang itu dibebaskan lantaran pihak kepolisian belum memiliki alat bukti yang kuat untuk menjadikan mereka sebagai tersangka.

Dalam unjuk rasa Jumat pekan lalu, sempat terjadi aksi saling dorong-dorongan disertai pelemparan botol dan batu kepada personel kepolisian. Akibat perlawanan dari massa, polisi terpaksa menembakkan gas air mata kepada para demonstran.

Akibat kericuhan tersebut, satu orang warga meninggal dunia karena mengalami asma. Selain itu ada 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum yang dirusak dan tiga kendaraan di antaranya dibakar. Jumlah demonstran yang mengalami luka sekitar 250 orang.

Di luar massa demo, sebanyak 100 orang mengalami luka. Mereka terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, lima personel TNI dan satu personel Pemadam Kebakaran.
0 Komentar