Rabu, 21 Desember 2016 15:26 WIB

Bendahara Tim Pemenang Ahok-Djarot Sindir Dana Kampanye Paslon Lain

Editor : Hermawan
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris menyindir para pasangan calon Gubernur DKI Jakarta terkait dana kampanye.

Hal tersebur dicetuskanya saat awak media menanyakan ada dari salah satu pasangan calon yang mengeluarkan dana sebesar Rp 34 miliar untuk kampanye.

"Kalau keluarin uang Rp 34 miliar sendiri itu namanya bukan gotong royong," tandas Charles, di rumah tim pemenangan Ahok-Djarot, Jalan Borobudur, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

Sebelumnya, calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno rela merogoh kocek Rp 34 miliar untuk dana kampanye pasangan calon nomor urut tiga.

Selain itu, calon gubernur nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 9 miliar dari partai politik, warga, dan uang pribadi.

Dikatakan Charles, dana kampanye AHY sangat boros lantaran sering berkampanye politik.

Hal itu seiring menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan tentang keunggulan dari kampanye rakyat.

Diketahui, kampanye rakyat merupakan slogan tim pemenangan Ahok-Djarot di mana dana kampanye kebanyakan berasal dari rakyat.

"Rp 9 miliar tapi kebutuhan kampanye besar untuk kampanye politik," tandas Charles.

Sebelumnya, tim pemenangan pasangan calon nomor urut dua Ahok-Djarot mengumumkan laporan penerimaan dana patungan kampanye rakyat di rumah tim pemenangan, Jalan Borobudur, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

Dalam penggalangan dana ini, tim pemenangan berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp 48 miliar sepanjang periode 25 Oktober 2016 hingga 19 Desember 2016.

"Patungan perseorangan menjadi sumber penerimaan utama dengan total Rp 18,5 miliar. Sumber lain berasal dari badan hukum swasta dan partai politik pendukung sebesar Rp 4,7 miliar dan Rp 200 juta," ucap Charles.

"Selain itu masih ada penerimaan dana sebesar Rp 24 miliar yang harus dilengkapi dengan beberapa formulir yang telah ditetapkan KPU. Total pengeluaran sebesar Rp 5,9 miliar, rincinya biaya operasional Rp 3,6 miliar, biaya administrasi sebesar Rp 280 juta, biaya posko Badja Rp 160 juta, dan jasa konsultan Rp 1,9 juta," pungkas Charles.

 
0 Komentar