Rabu, 25 Januari 2017 12:30 WIB

Dianggap Hina TKI, Rieke: Tidak Ada yang Salah dari Ciutan Fahri

Editor : Rajaman
Rieke Diah Pitaloka (dok/luki)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Tim Pengawas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) DPR Rieke Diah Pitaloka ikut berkomentar soal pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah soal TKI.

Fahri dalam akun twitternya sempat menuliskan bahwa "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela". Akibat kicauan tersebut, banyak orang protes karena cuitan itu dianggap merendahkan TKI di luar negeri.

Menurut Rieke, tidak ada yang salah dalam ciutan Fahri. Ia menilai, pernyataan Fahri tersebut justru menyentil semua pihak untuk lebih menghargai pahlawan devisa yang nasibnya banyak ditelantarkan.

"Memang ada konotasi yang terkesan kasar dari kata babu. Tapi itulah kenyataannya, hidup jadi begitu kasar dan keras bagi mereka yang jadi babu dan diperlakukan sebagai babu, bukan pekerja," kata Rieke di gedung DPR, Rabu (25/1/2017).

"Saya kira sudah saat kita tidak terjebak 'eufemisme' menghaluskan-haluskan kata untuk kondisi yang berkebalikan. Menggunakan kata-kata yang sopan untuk menutupi ketidakadilan yang terjadi," tambahnya.

Politikus PDIP ini mengungkapkan, kalau pahlawan devisa yang saat ini ada, sebagian besar belum diakui sebagai pekerja formal di negara luar, dan masih memakai istilah babu alias pembantu.

"Barangkali yang di Hong Kong cukup baik nasibnya, karena sistem hukumnya cukup baik melindungi TKI yang berprofesi sebagai pekerja rumah tangga. Tapi coba lihat di negara lain, terutama timur tengah dan Malaysia," bebernya.

Sebelumnya, Fahri Hamzah melakukan kicauan terkait istilah babu bagi TKI Indonesia. Karena mendapat respon negatif dari pengikutnya, Fahri pun langsung menghapus kicauan tersebut.

Ia pun memutuskan untuk menghapus cuitannya di Twitter agar tidak terjadi salah paham. Namun, Fahri sendiri menegaskan, dirinya tidak bermaksud untuk melecehkan para pejuang devisa, melainkan untuk mengkritik soal maraknya tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Indonesia.

"Saya nggak ada hubungannya dengan kasus melakukan penghinaan. Saya ini mengadvokasi pekerja yang ada di luar negeri," ujar Fahri di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa (24/1/2017).


0 Komentar