Sabtu, 11 Maret 2017 09:06 WIB

PM Malaysia Serukan Persatuan

Editor : Yusuf Ibrahim
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyerukan persatuan ditengah usahanya membawa pulang sembilan warganya yang terjebak di Korea Utara (Korut).

Ia juga memperingatkan Pyongyang untuk tidak menyalahgunakan kemurahan hati Malaysia. Dalam sebuah postingan di blog, Najib mengatakan Malaysia akan jatuh kembali pada pengalaman menangani krisis seperti hilangnya Malaysia Airlines MH370 secara misterius.

Sejumlah negara terlibat dalam pencarian pesawat dan seluruh penumpang serta kru yang hingga kini masih belum diketahui nasibnya.

"Saya ingin menyerukan kepada semua warga Malaysia, termasuk para pemimpin pemerintah dan oposisi, untuk bersatu dalam memberikan dukungan penuh terhadap semua upaya yang sedang berlangsung untuk menyelesaikan masalah ini," kata Najib.

"Malaysia selalu memastikan hubungan baik dengan semua negara. Namun ini bukan berarti salah satu dari mereka dapat menyalahgunakan sikap baik yang diberikan Malaysia ini dan melanggar hukum negara kita, atau melakukan apa yang mereka inginkan tanpa menghormati Malaysian sebagai bangsa yang berdaulat," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (10/3/2017).

Najib, yang mengatakan negosiasi dengan Pyongyang akan dilakukan secara tertutup, juga menyerukan doa nasional untuk keselamatan warga Malaysia dilarang meninggalkan Korut.

Kemarin, Najib mengatakan Korut telah menjamin keamanan warga Malaysia yang dilarang meninggalkan negara itu. Sebelumnya dua karyawan PBB asal Malaysia telah meninggalkan negara itu di tengah kemungkinan eskalasi diplomatik kedua negara tetap berlangsung.

Malaysia adalah salah satu dari sedikit negara yang selama puluhan tahun mempunyai hubungan dengan Korut yang terisolasi. Tapi hubungan ini terjun bebas pascapembunuhan Kim Jong-nam. Malaysia menarik utusannya dari Pyongyang dan mengusir duta besar Korut.

Korut lantas melarang warga Malaysia meninggalkan negara itu pada Selasa lalu. Tindakan ini memicu tindakan serupa dari Malaysia yang semakin memperburuk hubungan kedua negara terkait penyelidikan pembunuhan Kim Jong-nam, yang tewas pada 13 Februari lalu.(exe/ist)


0 Komentar