Selasa, 18 April 2017 17:31 WIB

Jelang Puasa, Tiga Menteri Koordinasi Pangan Jabodetabek

Editor : Rajaman
ilustrasi pangan (ist)

KAKARAWANG, Tigapilarnews.com - Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berkoordinasi menjaga ketersediaan pangan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, serta Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo menghadiri Apel Siaga Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di Area Penggilingan Gapoktan Sri Tani, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (18/4/2017).

"Kami berterima kasih penopang Jakarta adalah Karawang. Sedih kalau Jakarta harus beli jagung dari Amerika dan Argentina. Oleh karenanya kami minta Banten, Jawa Barat, Lampung, dan daerah perbatasan bisa selesaikan masalah pangan di Jakarta," kata Amran Sulaiman.

Menteri Amran juga secara simbolis meluncurkan pengiriman perdana 110 ton beras dari Jawa Barat dan Lampung ke TTI di Jabodetabek.

Pasokan bahan pangan akan dilakukan terus-menerus oleh 406 Gapoktan. Bahan pangan yang didistribusikan tidak hanya beras, tetapi juga bawang merah dan cabai dari tujuh provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Barat ke 1.000 TTI di wilayah Jabodetabek.

Selain itu, Menteri Pertanian juga melakukan pelepasan 573 pendamping gapoktan, TTI serta para pengemudi Go-Jek Indonesia untuk mendistribusikan pangan dari TTI ke konsumen di Jabodetabek.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan menyampaikan stabilitas harga dan seluruh produksi petani baik gula, beras, jagung akan diserap oleh pemerintah melalui Bulog sebagai komitmen untuk menjaga keuntungan petani.

Selain itu, atas kesepakatan Kementerian Pertanian, Mendag juga memaparkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk tiga komoditas, yakni gula pasir, minyak goreng kemasan, dan daging sapi/kerbau.

"Seluruh produksi dalam negeri dan hasil panen petani akan terserap. Kami telah tetapkan atas kesepakatan Menteri Pertanian kebijakan HET untuk komoditas gula sebesar Rp12.500 per kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000 per kg," kata Menteri Enggar.

Sementara itu, Menteri Desa dan PDTT Eko Putro mengatakan kewajiban setiap desa memiliki embung untuk menyimpan air hujan dan mengaliri lahan sehingga selain bisa memenuhi pangan demi perbaikan gizi, juga sebagai pendapatan untuk budi daya ikan.

"Embung juga bisa dijadikan sarana pariwisata, untuk budi daya dan jualan sehingga bisa menimbulkan aktivitas ekonomi dan mengakselerasi pendapatan," kata Eko.

Apel siaga ini bertujuan menggerakkan TTI sebagai penyedia pangan murah bagi masyarakat, khususnya dalam menghadapi bulan Puasa dan Idul Fitri 2017.

Keberadaan TTI sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat karena harga bahan pangan yang dijual jauh lebih murah dibanding harga pasar, misalnya beras hanya Rp7.900/kg dan berlaku di seluruh TTI, jauh dari harga pasar sekitar Rp8.500/kg sampai Rp9.500/kg.

Begitu juga komoditas lain yang dijual di TTI seperti bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, minyak goreng, terigu dan lainnya yang dinilai membantu masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk menghemat pengeluaran selama puasa dan lebaran.

TTI sudah dikembangkan sejak 2016 dengan jumlah 1.320 unit di 32 provinsi dan ditargetkan ada 1.000 TTI pada 2017 yang fokus di wilayah Jabodetabek.

Pasokan pangan juga tersedia tidak hanya selama HBKN, tapi akan dilaksanakan sampai akhir tahun dan terus berkelanjutan.

Kementerian Pertanian mencatat kondisi ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok selama HBKN yang cukup dan aman, khusus stok daging sapi/kerbau impor di BULOG sekitar 40 ribu ton, stok daging sapi impor di importir sekitar 15 ribu ton, dan stok sapi siap potong di "feedloter" sekitar 14 ribu ekor atau setara 22 ribu ton.

sumber: antara


0 Komentar