Rabu, 26 April 2017 00:02 WIB

Komitmen dan Panen Pujian, Subagja Layak Dapatkan Golden Award Siwo PWI Pusat

Editor : Yusuf Ibrahim
Subagja Suihan. (foto Esa/Tigapilarnews.com)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Subagja Suihan diharapkan meraih Golden Award 2017 dari Siwo PWI Pusat.

Pengabdiannya sebagai pemain dan pembina sepak bola patut diacungi jempol. Ia pernah bermain untuk klub lokal di Cirebon, Jawa Barat, yakni SSB Benteng Jaya Cirebon, PS Gunung Jati Cirebon, PSIT Cirebon, dan PS Adhi Manggala Manado.

Kesibukannya sebagai pegawai di PT Adhi Karya, yang kerap ditugaskan di daerah-daerah, ternyata masih menyempatkan diri menggembang sepak bola. Hal itu tercermin saat ia bertugas di Manado, Sulut pada 1998-2003. 

Subagja dipercaya menjadi Manajer Tim Porda Minahasa Sulut, Bina Taruna Sulut, Persma Manado di Liga Bank Mandiri dan Sulut di PON 2000 di Surabaya, Jatim.

Sepakterjangnya membina sepak bola usia muda (pelajar) terus berlanjut. Subagja juga mendirikan SSB Bina Putra Sentra Cirebon. SSB ini mempunyai ratusan pesepakbola usia dini, mulai U-8 hingga 14. Ia juga penggagas dan pendiri Liga Sepak Bola Pelajat (LSP) U-14 Piala Menpora pada 2014 lalu.

Pria asal Cirebon ini juga mendirikan sebuah badan sebagai operator dan pengawas dari kegiatan liga sepak bola usia muda dan pelajar, yakni Badan Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLiSPI), lembaga bentukan kemenpora dan PSSI.

selain itu, Kemenpora juga memberikan kepercayaan sebagai penanggungjawab Tim sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM). Pascamergernya PPLM dengan PS Bengkulu, kontestan Liga 2 Indonesia pertengahan Maret 2017 lalu, Subagja diangkat sebagai salah satu petinggi di klub dan dipercaya sebagai manajer tim.

Sebelumnya, Subagja pernah dipercaya sebagai manajer tim pembentukan Timnas U-19 saat dilatih Indra Sjafri, Tim Pelajar Asia di Thailand, Tim Pelajar Asia di Jakarta, dan Tim Pelajar Asean Indonesia di Kuala Lumpur 2016 lalu.

Kini ia juga dipercaya menjadi Menejer Timnas Pelajar Indonesia di ajang Gothia Cup Tiongkok pada Agustus mendatang.

Bapak Angkat Firman Utina dan Eggy Maulana Fikri ini juga sebagai Penanggungjawab Akademi Eko Pujianto (Semarang), Akademi Firman Utina U-15, SSB Bina Putra Sentra Cirebon, Jabar. Lalu terakhir sebagai Penanggungjawab Bengkulu Bina Sentra FC, kontestan Liga 2 Indonesia.

Di bidang organisasi sepak bola, Subagja pernah menjadi pengurus Pengda PSSI Sulut. Penasehat Asprov Kabupaten Bogor, Komite Exco Bidang Usia Muda Pengprov PSSI Jabar. Pengurus Pengprov PSSI Sumut dan Komite Exco bidang pembinaan usia muda.

Sangat wajar bila sosok Subgja Suihan mendapatkan anugerah bidang penggerak sepak bola usia muda dan pelajar. Ia rutin menghabiskan waktunya untuk menggurus sepak bola usia muda, alias blusukan ke daerah.

Ia juga sibuk untuk pembentukan tim, persiapan bahkan sampai dengan keberangkatan tim ke sebuah even di luar negeri.

Terbukti, hasil blusukan itu melahirkan pemain sekelas penjaga gawang Jendry Pitoy. Gelandang Timnas Firman Utina dan pemain muda masa depan Eggy Maulana Fikri.

Bahkan, penasehat Akademi Assad jaya Perkasa ini rela mengorbankan pekerjaannya demi urusan sepak bola. Legenda sepak bola, Ruddy William Keltjes, pada suatu ketika menyebutkan kehidupan Subagja dihabiskan di dalam pesawat.

Sebab pada suatu pagi ia bisa berada di daerah Medan, lalu sorenya sudah berada di Palembang dan malamnya sudah sampai di Jakarta. Semangat dan kinerjanya tak pernah luntur baik untuk urusan pekerjaan maupun untuk sepak bola.

“Sangat wajar apabila beliau dinobatkan sebagai penggerak dan pembina sepak bola usia muda. Pembinaan di tingkat usia muda, selain mendirikan SSB Bina Putra Sentra juga menghasilkan pemain muda berbakat. Di tingkat junior ia juga mengadakan blusukan. Hasil jerih-payah terbukti saat melahirkan pemain Timnas U-19 yang ditukangi Indra Safri,” kata Ruddy yang kini dipercaya sebagai pelatih Persepam Madura. 

Timnas U-19 inilah yang pernah membuat tinta emas saat menjuara Piala Asia AFF U-19 setelah mengalahkan Korsel 3-2. Kini produk dari Timnas U-19 yang lalu banyak merumput di Kompetisi Indonesia Liga-1.

Hal senada dikatakan legenda sepak bola asal Papua, Rully Nere, sangat sulit mencari tandingan Bagja, yang mau berkorban segalanya demi sepak bola.

“Pak Bagja bukan hanya konsisten dari ucapannya, namun dalam perbuatannya ia sangat komit. Konsistensinya membuat ia banyak mendapatkan pemain muda berbakat,” kata Rully.

Beberapa pemain baik yang juga pernah membela Timnas seperti Encang Ibrahim, Eko Pujianto, dan Francis Wewengkang kini menjadi pelatih muda. Jendry Pitoy, Firman Utina sampai pemain muda seperti Nevy Metuduaramuri dan Eggy Maulana Fikri, sangat setuju apabila Subagja Suihan penghargaan SIWO Award 2007 itu.

Sebab, dedikasi dan pengorbanannya tidak bisa dihitung dengan materi.  Pelatih Assad 313 Purwakarta, Habib Hasan Alwi, menyatakan sangat relevan bila Subagja mendapat apresiasi dari insan wartawan olahraga.

Sebab kiprah untuk pembinaan sepakbola usia muda tidak diragukan lagi. Penilaian serupa juga datang dari Armen Margolang Pengrus Pengprov PSSI Sumut dan Safii Pilli pelatih PPLP Sumut.

Kedua pria ini menyatakan Pak Subagja sangat langkah di sepak bola. “Beliau memang gila bola, tapi yang lebih gila dan berani saat ia mau berkorban segalanya demi sepak bola, terutama sepak bola usia muda dan pelajar. Jadi sudah sewajarnya ia mendapat penghargaan itu,” kata Armen.(exe/ist)


0 Komentar