Selasa, 13 Juni 2017 17:00 WIB

Norwegia Bakal Larang Jilbab Menutup Wajah Sepenuhnya

Editor : Rajaman
Jilbab Menutup Wajah (ist)

OSLO, Tigapialrnews.com - Norwegia mengajukan perundangan  akan melarang penggunaan pakaian menutup wajah sepenuhnya dan jenis busana lain menutupi wajahdengan alasan busana itu menghalangi komunikasi antara murid dan guru.

Larangan yang akan menjadi pertama di Skandinavia tersebut, akan menyasar niqab, burqa, balaclava dan masker, dan akan berlaku di tempat-tempat penitipan anak, sekolah dan universitas.

Sebagian besar partai politik mendukung RUU tersebut, diperkirakan akan disahkan tahun depan.

"Busana-busana seperti itu menghalangi tercapainya komunikasi yang baik, sesuatu yang merupakan hal yang penting bagi siswa agar mendapatkan pendidikan yang baik," kata Menteri Pendidikan dan Rizet, Torbjorn Roe Isaksen dalam sebuah pernyataan, Selasa (13/6/2017).

Namun jilbab, topi dan peci bisa terus dipakai.
Menteri interim Imigrasi dan Integrasi, Per Sandberg mengatakan, berkomunikasi satu sama lain tanpa halangan apa pun adalah 'suatu nilai fundamental.'

Sejumlah pemerintah daerah di Norwegia sudah banyak memberlakukan larangan niqab di sekolah namun sejauh ini tidak ada kebijakan nasional tentang hal itu.

Namun sebagian kalangan mempertanyakan relevansi RUU tersebut karena di Norwegia tidak banyak mengenakan kerudung menutup muka seluruhnya.

"Sangat sedikit sekali orang yang menggunakan niqab, jadi ini masalah kecil dalam konteks integrasi. Karena itu, saya yakin usulan RUU itu tidak perlu," Linda Noor dari lembaga tanki pemikiran, Minotenk, yang perhatiannya fokus pada isu minoritas, dalam pembicaraan dengan stasiun penyiaran NRK.

Awal tahun ini sebuah kelompok Muslim, Dewan Islam Norwegia, memicu kontroversi setelah mempekerjakan seorang petugas komunikasi yang mengenakan niqab.

Dewan Islam itu yang menerima dana hibah dari pemerintah Norwegia untuk meningkatkan dialog antaragama - dikecam oleh menteri kebudayaan, para anggota parlemen Muslim dan berbagai organisasi Muslim lainnya.

Namun Dewan Islam mengatakan bahwa perempuan berniqab itu, Leyla Hasic, calon terbaik untuk pekerjaan itu.

sumber: BBC


0 Komentar