Kamis, 15 Juni 2017 14:05 WIB

Pimpinan KPK Akan Temui Kapolri Bahas Kasus Novel Baswedan

Editor : Sandi T
Laode Muhammad Syarif (dok/bili)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pimpinan KPK akan menemui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk membahas pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

"Sepertinya Senin atau Selasa (pekan depan), itu yang dibicarakan. Pak Kapolri sudah bertemu Pak Agus saat buka bersama di DPR, pertemuannya nanti dengan Kapolri ya kalau tidak di Mabes Polri atau KPK," kata Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif di Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Hari Kamis (15/6/2017) adalah hari ke-65 pasca penyiraman air keras terhadap Novel Basedan pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya hingga mengenai matanya sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Dalam wawancara dengan Time di Singapura, Novel bahkan mengungkapkan ada seorang jenderal polisi terlibat dalam insiden itu apalagi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai.

"Kami belum mendapatkan informasi detail tentang (pernyataan Novel) itu, tetapi komunikasi antara Mabes Polri dan KPK telah berlangsung dengan baik," tambah Laode saat ditanya mengenai pernyataan Novel itu.

Memasuki hari ke-64 perawatan di SNEC, dokter melepas membran plasenta yang sebelumnya ditempel melalui tindakan operasi di mata kanan Novel, softlens juga kembali dipasang di mata kanan tersebut.

"Selama sekitar seminggu ke depan bagian mata kanan akan diobeservasi untuk melihat pertumbuhan selaput mata, jika tumbuh normal atau sesuai dengan yang diharapkan maka pengobatan seperti biasa akan dilanjutkan kembali," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Menjahit kelopak Namun jika pertumbuhannya kurang baik, maka dokter akan mengambil tindakan menjahit kelopak mata kanan dalam jangka waktu satu-tiga minggu untuk membuat kelopak mata lebih sipit. Langkah ini dilakukan agar pertumbuhan selaput mata lebih optimal.

"Sedangkan mata bagian kiri masih dibiarkan terlebih dahulu sementara waktu, dan meneruskan pengobatan yang telah dilakukan," tambah Febri.

Tekanan mata kanan Novel adalah 15 sedangkan mata kiri adalah 17 sehingga keduanya dikategorikan normal. Dari tes melihat huruf dan angka, mata kanan telah dapat melihat huruf E besar dan huruf W dengan jelas.

Novel juga sudah bisa melihat dua baris angka tanpa alat bantu sedangkan mata kiri, penglihatan masih sangat terbatas dan buram.

"Pimpinan KPK akan berkoordinasi dengan Kapolri dan jajarannya untuk membicarakan strategi dan penguatan apa yang bisa dilakukan ke depan agar investigasi yang dilakukan dapat mengungkap siapa pelaku penyerangan," ungkap Febri.

Pada 10 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya mengamankan seorang pria berinisial AL yang sempat dicurigai sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap Novel tapi pada keesokan harinya, pria itu dibebaskan karena polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah. AL adalah petugas keamanan salah satu spa di wilayah Jakarta.

Selanjutnya pada 18 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya juga mengamankan seorang pria bernama Miko yang diduga terlibat penyerangan Novel karena ia pernah membuat video di youtube yang menyampaikan bahwa ia merasa ditekan Novel Baswedan saat menjalani pemeriksaan kasus suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Namun pada 19 Mei 2017, Miko dibebaskan karena penyidik memastikan Miko berada di luar Jakarta saat penyerangan terhadap Novel terjadi, dan hingga saat ini belum ada kemajuan berarti dari pengusutan perkara ini.

sumber: antara


0 Komentar