Jumat, 16 Juni 2017 19:01 WIB

Polisi Didesak Selidiki 'Nyanyian' Novel Baswedan

Editor : Rajaman
Masinton Pasaribu (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mendesak Mabes Polri menyelidiki dugaan keterlibatan oknum Jenderal dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dugaan itu mencuat setelah Novel 'bernyanyi' kepada pers asing di Singapura.

"Pernyataan Novel Baswedan yang menuduh keterlibatan oknum petinggi Polri berpangkat jenderal sebagai aktor penyiraman air keras terhadap diri Novel harus ditelusuri dan ditindaklanjuti dengan penyelidikan internal oleh Mabes Polri," kata Masinton saat dihubungi, Jumat (16/6/2017).

Politisi PDIP ini mengharapkan Mabes Polri bisa mengirimkan tim penyelidik ke Singapura untuk mendalami keterangan Novel dan memanggil pihak pemberi informasi ke Novel.

"Langkah ini perlu dilakukan segera oleh Mabes Polri agar tudingan tersebut tidak berkembang menjadi opini pendiskreditan dan prasangka buruk terhadap institusi Kepolisian," ujarnya.

Namun, ika pernyataan Novel tidak didukung oleh bukti kuat, oknum jenderal dituduh bisa menempuh upaya hukum terhadap Novel.

"Pernyataan dan tudingan Novel yang disampaikan kepada media Internasional sangat disayangkan dan patut dipertanyakan. Kenapa informasi tersebut tidak terlebih dahulu disampaikan kepada pimpinan KPK sebagai institusi dia bekerja, atau kepada penyidik Kepolisian yang sedang bekerja menyelidiki kasus penyiraman terhadap dirinya. Apalagi Novel kan orang ngerti hukum, seharusnya tudingannya disampaikan kepada penegak hukum," paparnya.

Teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan menjadi sorotan media internasional. Penyidik senior KPK itu sampai-sampai disebut sebagai penyidik perkara korupsi papan atas oleh TIME.

TIME mewawancarai Novel dari ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror menimpanya itu. Novel merasa dua bulan penyelidikan kasusnya tanpa hasil membuatnya mengafirmasi akan informasi awal tentang dalang atas teror yang menimpanya.

"Sebenarnya saya sudah menerima informasi bila seorang jenderal polisi seorang pejabat polisi tingkat atas telah terlibat. Awalnya, saya mengatakan bila informasi itu bisa saja salah. Namun kini ketika telah dua bulan berlalu dan kasus tersebut belum juga terpecahkan, saya katakan, perasaan terhadap informasi itu bisa saja benar," ucap Novel kepada TIME seperti dilansir time.com, Rabu (14/6/2017).


0 Komentar