Jumat, 16 Juni 2017 13:45 WIB

KONI Pusat Ragu Indonesia Berprestasi di SEA Games 2017

Editor : Yusuf Ibrahim
Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman, mengaku ragu Kontingen Indonesia akan bisa berprestasi gemilang di SEA Games 2017 di Malaysia, Agustus mendatang.

Menurutnya, dengan kurang maksimalnya dukungan anggaran untuk mempersiapkan atlet, sulit untuk berharap bakal lahir prestasi gemilang.

"Kami mensuport  supaya SEA Games dengan Satlak Prima bisa berhasil di Malaysia. Namun saya melihat ada kendala ketersediaan anggaran dalam mempersiapkan atlet," kata Tono pada acara buka puasa bersama dengan para pengurus cabor di halaman Gedung KONI Pusat, Jakarta, Kamis (15/06/2017).

"Saya pernah menyampaikan bahwa kita harus jujur kalau anggaran seperti ini tentu kita tidak bisa berharap prestasi.Saya sampaikan juga ke Kasatlak Prima bahwa saya ada keraguan. Keraguan ini bukan karena mereka tidak berlatih. Mereka berlatih. Tetapi dengan dukungan pokok yang salah satunya adalah anggaran kurang maksimal. Kalau kebijakan sudah dilakukan, sarana sudah ada tetapi anggaran untuk melakukan try out, try in kemudian perlengkapan belum terdukung ini yang menjadi pokok persoalan," imbuhnya.

Tono berharap, ke depan kucuran anggaran untuk membiayai pelatnas menghadapi berbagai multi-event lebih lancar lagi. "Yang penting pemerintah pusat harus sadar bahwa multi-event yang dilakukan dua tahun sekali di SEA Games adalah suatu multi-event kehormatan. Kalau kita datang kemudian tidak berprestasi tentunya masyarakat olahraga prestasi akan merasa malu. Malu kalau dengan prestasi yang hanya berkisar antara peringkat empat dan lima. Karena dilihat dari geografi, demografi dan kondisi sosial kita tidak kalah dari negara-negara lain," katanya.

"Tinggal kemauan dan semangat saja. Seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional harus bersinergi," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, menilai persiapan para atlet Indonesia menuju SEA Games 2017 relatif banyak hambatan. Suwarno menjabarkan sejumlah kendala yang membuat persiapan menjadi banyak hambatan.

Mulai dari pelaksanaan pelatnas yang berpindah-pindah, perubahan sistem di Kemenpora dalam pencairan uang saku atlet hingga kewenangan dalam perijinan pemberangkatan atlet untuk melakukan uji coba ke luar negeri.

"Relatif banyak hambatan. Antara lain karena pelatnas yang berpindah pindah karena GBK sedang direnovasi untuk persiapan Asian Games 2017. Seperti yang terjadi di cabor angkat besi tadinya di Jalak Harupat terus pindah ke Cibubur kemudian balik lagi ke Jalak Harupat. Ini kan memerlukan kontrol lebih," beber Suwarno.

"Kemudian soal uang saku, karena ada perubahan sistem di Kemenpora. Kalau dulu hanya ada satu satuan kerja sekarang ada lima sampai enam satuan kerja. Ini mengakibatkan keterlambatan anggaran konsumsi, uang saku dan kebutuhan lain. Kemudian sekarang kalau mau uji coba harus seijin Sesneg," imbuhnya.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Kasatlak Prima ini dengan persiapan yang relatif banyak hambatan ini rasanya sulit untuk meraih prestasi terbaik di SEA Games 2017.

"Bisa bertahan di peringkat kelima saja sudah bagus. Apalagi kita tahu sesuai dengan Rule and Chapter, SEA Games selalu didominasi oleh cabor-cabor pilihan tuan rumah," pungkasnya.

Sebelumnya dalam sebuah kesempatan Kasatlak Prima, Achmad Soetjipto menyatakan Indonesia membutuhkan 15 persen dari 405 medali emas dari 38 cabang olahraga yang dipertandingkan untuk bisa menaikkan peringkat di SEA Games Malaysia 2017.

"Dari 405 emas yang diperebutkan  dapat 15 persen saja sudah luar biasa. Hasil itu bisa menaikkan peringkat Indonesia," katanya.(exe/ist)


0 Komentar