Sabtu, 02 September 2017 17:50 WIB

Kulon Progo Padukan Gowes dengan Sport Fair

Editor : Yusuf Ibrahim
Prosesi pengambilan air dan tanah sangat istimewa sehingga dijadikan obyek wisata pemda setempat untuk menikmati indahnya empat gunung besar di Jawa seperti Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kabupaten Kulon Progo mengeskplor keindahan alamnya dalam perhelatan Gowes Pesona Nusantara yang merupakan salah satu program andalan Kemenpora bertajuk Ayo Olahraga untuk terus mengkampanyekan agar masyarakat gemar berolahraga.

Hal tersebut tertuang dalam prosesi pengambilan tanah dan air yang menjadi mata rantai dari kegiatan Gowes Pesona Nusantara itu sendiri pada etape yang dikenal dengan Menoreh ini, di mana nantinya akan dijadikan satu dengan tanah dan air dari titik lainnya pada monumen Tanah Air Nusantara di kawasan Gunung Tidar, Magelang, bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017.

Berbeda dari prosesi pengambilan tanah dan air di daerah sebelumnya, pada etape Menoreh Kabupaten Kulon Progo yang dilakukan pada Sabtu (2/9/2017) ini bisa terbilang menantang adrenalin serta menunjukkan keguyuban dan kekompakan sebuah daerah.

Pasalnya air yang diambil untuk dijadikan satu dengan 89 titik lainnya dari seluruh Indonesia berasal dari puncak Suroloyo, salah satu bukit tertinggi di pegunungan Menoreh tepatnya di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dengan memiliki ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan air laut, sehingga untuk mencapai puncak, terlebih dahulu harus melewati ratusan anak tangga.  

Lokasi pengambilan air ini menjadi spot yang sangat istimewa sehingga dijadikan obyek wisata pemda setempat untuk menikmati indahnya empat gunung besar di Jawa seperti Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro, selain itu kemegahan Candi Borobudur yang berada di Magelang juga dapat dinikmati dengan jelas melalui puncak Suroloyo ini.

Sedangkan tanah yang diambil dari Kabupaten Kulon Progo berasal dari 12 Kecamatan yang dijadikan satu, seperti dari Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon dan Wates.

Budi Hartono selaku Bidangpora Kulon Progo sekaligus Ketua Panitia Gowes Pesona Nusantara etape Menoreh ini mengaku sengaja mengambil tanah dari 12 titik Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo ini bukan lain hanya untuk menunjukkan betapa solid dan kuatnya masyarakat setempat terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami berupaya untuk tidak sekedar memberikan tanah dan air dalam perhelatan ini, sehingga melalui prosesi pengambilan melibatkan banyak unsur masyarakat Kulon Progo yang kami dedikasikan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui program Kemenpora Gowes Pesona Nusantara ini," tutur Budi Hartanto.

Sementara itu terkait Gowes Pesona Nusantara, lebih lanjut Budi mengatakan bahwa setidaknya 16 ribu peserta siap ambil bagian pada start yang akan berlangsung di alun-alun Kulon Progo pada Minggu (3/9/2017) dengan menempuh jarak 12 km, di mana terdiri dari 75% kegiatan bergowes dan selebihnya beraktivitas jalan sehat yang merupakan bagian dari perhelatan tersebut.

Tak hanya menggelorakan olahraga, Budi juga menyampaikan jika pihaknya menjalin kerja sama dengan pihak lain pada ajang ini sehingga terciptanya sebuah roda perekonomian serta menularkan "virus" olahraga terhadap masyarakat.

"Kami juga membuat sport fair, di mana para atlet berprestasi Kulon Progo di Pekan Olahraga Daerah XIV DIY 2017 akan kami hadirkan, para pengunjung dapat melakukan foto bersama dengan para atlet beserta medali emasnya, mencoba langsung cabang olahraganya seperti panahan serta lainnya, bertujuan untuk memberikan motivasi lebih terhadap masyarakat untuk menggeluti cabang olahraga tersebut," paparnya.

"Sebuah raihan prestasi tertinggi dimulai dari titik ini, di mana pembudayaan olahraga, pemasalan olahraga serta mencintai olahraga menjadi dasar untuk menuju dan bertengger di podium juara, untuk itu upaya tersebut kami lakukan untuk kejayaan olahraga Indonesia di masa yang akan datang," pungkas Budi.

Terkait bersepeda, sebelumnya Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa bersepeda merupakan gambaran kebersamaan dari anggota tubuh yang beragam bentuk, fungsi dan posisinya. Dengan mengayuh sepeda seluruh anggota badan bergerak dalam harmoni. Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem.

"Bersepeda itu bergerak maju dalam keseimbangan. Jika jalan menanjak, badan sedikit membungkuk. Jika berbelok ke kanan atau ke kiri, tubuh ikut menyelaraskan. Satu yang tetap, titik berat pesepeda selalu ada di tengah-tengah," ungkap Presiden Joko Widodo.

"Bersepeda itu untuk semua orang, semua usia, lintas suku dan peradaban. Lagipula, bersepeda itu sehat, baik buat lingkungan sekitar karena bebas polusi. Pendeknya, bersepeda itu adalah bekerja keras dan mandiri, melaju dalam harmoni dan keseimbangan. Dan karena itulah, saya senang berbagi sepeda di setiap acara dan kunjungan," pungkasnya.(exe/ist)


0 Komentar