Minggu, 10 September 2017 03:10 WIB
Bandung, Tigapilarnews.com- Setelah panjat tebing, kesempatan test event (uji coba) bertajuk Road to Asian Games 2018, kini dimiliki cabang olahraga squash.
Peluang tersebut, berlangsung di Bandung, Jawa Barat, 9-16 September dan mengusung tema Indonesia Squash Junior Invitational Tournament 2017. Selain Indonesia, juga diikuti Singapura, Malaysia, DKI Jakarta, Riau, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Jawa Tengah.
Direktur Departemen Olahraga INASGOC (Panitia Pelaksana Asian Games 2018), Washington Galingging, berharap Pengurus Besar Persatuan Squash Indonesia (PB PSI) mampu menjalankan dan memanfaatkannya dengan baik.
”Konsetrasi adalah bagaimana event itu diselenggarakan sesuai standar penyelenggaraan Asian Games. Jadi mulai dari kepanitiannya, tata kelolanya, standar peralatan, IT, yaitu semua yang coba kami awasi. Meski, nanti ada bidang-bidangnya sendiri yang akan menyelesaikan urusannya. Misalnya venue, ada direkturnya masing-masing, dan IT juga begitu. Kami terus bantu agar semuanya standar . Itu yang terus kami coba kerjasamakan dengan PB,” tutur Washington yang juga menjabat sebagai Asdep Pembibitan dan IPTEK Deputi Bidang Peningkatan Prestasi di Kemenpora usai upacara pembukaan test evet squash di Bandung, Sabtu (09/09/2017) malam.
Sebagai catatan, test event akan dilangsungkan di Siliwangi Squash Center, Jalan Lombok, Kota Bandung, dan sebelumnya dijadikan tempat pertandingan (venue) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016. Sejauh ini, venue yang berada di lahan milik Kodam III Siliwangi tersebut, masih memerlukan banyak perbaikan dan dinilai belum memenuhi standar internasional.
Sedangkan Ketua Umum PB PSI, Alfitra Salamm, berjanji memberikan yang terbaik dengan perolehan posisi lima besar di Asian Games 2018.
“Sebab di SEA Games kemarin, kami mendapatkan tiga medali perunggu dan satu perak. Kini, PB Squash mendapat tugas dari INASGOC untuk test event. Kegiatan ini diharapkan pelaksanaannya, khususnya berkaitan dengan standarisasi, protokol, semua itu dapat dipersiapkan seperti penyelenggaraannya. Sehingga kami berharap test event ini, pada pelaksanaanya nanti, sudah tidak kaget sebab bisa membayangkan seperti apa kegiatan sesungguhnya yang akan dilaksanakan,” imbuhnya.
“Jadi, ini seperti mini Asian Games. Ini yang diharapkan INASGOC. Kami dari squash, sangat berterimakasih pada INASGOC yang sudah membiayai kegiatan ini,” tutupnya didampingin Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PB PSI sekaligus Manajer Kompetisi Squash di Asian Games 2018, Brigitta Tieneke Jijono.
Lebih jauh dikatakanya lagi, mengalami kendala dalam penetapan venue yang nantinya digunakan. “Maap, sekarang saja belum ditentukan lokasinya, padahal tinggal 11 bulan lagi. Masalahnya adalah, venue squash tidak dimasukan dalam Impres waktu penetapan Impres Asian Games. Ironisnya, yang lain sudah masuk. Sehingga nantinya, pemerintah, khususnya Kementerian PUPR (pekerjaan umum dan perumahan rakyat) melakukan revisi Impres agar segera bisa ditentukan. Saya minta September ini jadi batas akhirnya,” paparnya.
“Sejauh ini, kami sangat berharap bisa bertanding di GBK, Senayan. Meskipun dalam Impres-nya tidak di GBK. Kami akan terus koordinasi dan pendekatan dengan Kementerian PUPR, semoga bisa digunakan di sana,” tutupnya. (exe)