Sabtu, 24 Maret 2018 13:31 WIB

Menteri Luar Negeri Mengadakan Dialog Dengan Para Pemuda Indonesia

Editor : Amri Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kementerian Luar Negeri telah mengambil langkah untuk menginformasikan kepada publik tentang kebijakan luar negerinya dengan mengadakan dialog dengan para pemuda Indonesia, termasuk penerima beasiswa dari berbagai beasiswa luar negeri.

Kementerian pada Jumat malam mengundang puluhan penerima beasiswa tersebut untuk mengambil bagian dalam dialog dengan Menteri Retno LP Marsudi di kantor pusatnya di Jakarta Pusat.

Acara yang bertajuk “Talkshow dengan Menteri Luar Negeri: Arahan pada Luar Negeri dan Kebijakan Indonesia”, melibatkan puluhan profesional yang sebelumnya menerima beasiswa untuk belajar di berbagai negara, seperti Australia, Jerman, Amerika Serikat, China dan Belanda.

Retno menekankan dalam dialog bahwa di era media sosial ini, tidak mungkin Indonesia dapat menyembunyikan kebijakan dan langkah khususnya dalam hal urusan luar negeri.

"Karena itu, kami menyelenggarakan acara ini sehingga Anda mengetahui tentang semua kebijakan langsung dari kami," kata Retno saat dialog. "Acara ini bisa menjadi forum komunikasi untuk bertukar ide."

Para peserta mengambil kesempatan untuk mendapatkan informasi terbaru tentang berbagai topik yang terkait dengan urusan luar negeri, termasuk tentang perlindungan warga negara Indonesia dan pekerja migran di luar negeri.

Mereka juga memberikan saran tentang cara membentuk kelompok-kelompok diaspora solid yang dapat mencerminkan kepentingan dan tujuan Indonesia dalam komunitas global.

Azis Nurwahyudi, direktur diplomasi pelayanan kementerian, mengatakan kepada media bahwa kementerian juga berencana untuk menyebarkan informasi kepada mahasiswa di seluruh negeri.

Selain itu, Cecep Herawan, direktur jenderal Kementerian Luar Negeri untuk informasi dan diplomasi publik mengatakan juga bertujuan untuk membagi kebijakan luar negerinya dengan kelompok profesional.

Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir melakukan kegiatan serupa di dua pesantren di Yogyakarta, yaitu sekolah Mu'Allimin dan Ali Maksum, di mana ia membahas masalah-masalah asing dengan siswa sekolah menengah.


0 Komentar