Rabu, 01 Agustus 2018 13:22 WIB

Presiden Filipina Rela Hancurkan Puluhan Mobil Mewah

Editor : Yusuf Ibrahim
Rodrigo Duterte hancurkan mobil mewah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Langkah tegas Presiden Filipina, Rodrigo Duterte ini perlu ditiru.

Demi memerangi penyelundupan barang ilegal, termasuk mobil, dia menghancurkan puluhan mobil mewah. 

Kebijakan ini sekaligus menjadi pesan bagi siapa pun untuk tidak coba-coba melanggar aturan. Kemarin 68 unit mobil mewah dan delapan unit motor dilindas dengan buldoser. Di antara mobil mewah dimaksud ada yang bermerek Lamborghini, Porsche, dan Mercedes Benz. 

Mobil-mobil tersebut diduga diselundupkan melalui pelabuhan bebas. Keseluruhan nilai mobil ilegal itu ditaksir mencapai 278 juta peso Filipina (Rp75,5 miliar, kurs Rp271 per peso). Penghancuran mobil yang di lakukan di Santa Ana, Provinsi Cagayan tersebut disaksikan langsung Duterte. 

Mobil-mobil tersebut dikeluarkan dari gudang di Pelabuhan Irene yang berada di bawah pengawasan ketat Cagayan Economic Zone Authority (CEZA). 

“Tindakan ini perlu diambil untuk menunjukkan Filipina sebagai tempat bisnis dan investasi yang sehat. Kami harus mampu menunjukkan bahwa kami produktif dan memiliki ekonomi yang menyerap produktivitas masyarakat,” katanya, dikutip Reuters. Penghancuran mobil mewah bukan kali ini saja. 

Maret lalu Filipina juga menghancurkan sederetan mobil ilegal seperti Maserati Quattro Porte, Porsche 911 GT3, BMW Alpina B12, BMW Z1, Opel Manta, Renault R5, dan delapan unit Mercedes Benz. 

Sebulan sebelumnya mobil Jaguar, Lexus, Corvette Stingray, dan puluhan kendaraan kelas atas pabrikan Jerman dan Jepang dihancurkan di Manila dan dua kota lain. Sebanyak 30 kendaraan itu setaraf dengan uang 61,6 juta peso (Rp16,7 miliar). Umumnya, mobil sitaan di tahan dan di lelang. 

Namun, Duterte memilih cara lain. “Setiap praktik ilegal akan di tindak tegas untuk me masti kan semua departemen bebas dari korupsi,” imbuh Duterte. 

Presiden kontroversial tersebut menegaskan tidak menghentikan langkahnya menghancurkan mobil selundupan dan barang-barang ilegal lain. 

Dia bahkan menyatakan akan membeli buldoser baru. “Saya akan membawa buldoser baru dan menghancurkan semua barang ilegal sampai tidak tersisa. Jangan sampai ada impor barang ilegal di negeri ini,” ujar mantan wali Kota Davao tersebut, dikutip rappler.com. 

“Kurangi mobil ilegal itu hingga menjadi kepingan-kepingan logam,” imbuh Duterte dihadapan pegawai bea cukai yang menjadi salah satu lembaga paling korup di Filipina. Sejak Isidro Lapena naik menjadi komisaris pada Agustus tahun lalu, jajaran bea cukai dirombak. 

Dua pegawai dipecat dan 16 pegawai lain disanksi. Penghancuran mobil mewah ini dianggap sebagai pesan kuat terhadap tersangka penyelundupan kendaraan di Filipina. Raul Lambino dari CEZA menyatakan bangkai mobil itu akan digunakan untuk membangun sebuah monumen bernama Bantayogg Pagbabago (Monumen Perubahan) di zona khusus ekonomi Cagayan. 

Lambino menambahkan, sebanyak 14 mobil mewah yang diimpor First Cagayan telah di hancurkan di hadapan Duterte. First Cagayan tidak melakukan perlawanan ketika CEZA mengeluarkan surat penyitaan dan penghancuran mobil itu. Mereka meninggalkannya begitu saja sehingga CEZA dapat lebih mudah melakukan eksekusi.

Tapi, sejauh ini Filipina tidak akan menghancurkan lebih dari 800 mobil mengingat perusahaan pengimpor Fenix Filipina mengajukan banding kepada dewan CEZA. Mobil-mobil itu masih ditahan. Menurut Lambino, Fenix telah menempuh jalur hukum sesuai prosedur. 

Mereka didampingi pengacara dari PECABAR Law Firm. Seperti dilansir situspecabar.ph, mitra PECABAR Law Firm meliputi mantan Presiden Senat Juan Ponce Enrile dan pengacara kelas atas lain seperti Jesus M Manalastas, Eleazar B Reyes, dan Joseph B Sagandoy. 

Fenix mengatakan, impor barangnya sah karena mereka memiliki izin resmi dari administrasi CEZA sebelumnya. Menurut Lambino, Filipina tidak akan tebang pilih. Semua kendaraan impor ilegal akan dihancurkan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. 

Keputusan ini bukan hanya untuk menghukum pengimpor, melainkan juga untuk melindungi bisnis dan manufaktur di dalam negeri. Filipina juga menolak menerima mobil impor bekas.(exe/sndo)


0 Komentar