Sabtu, 29 Desember 2018 13:13 WIB

PSSI Janji Terus Berkoordinasi dengan Polri

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi pengaturan skor dan match fixing. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Gerak cepat Satgas Antimafia Sepak Bola Mabes Polri mendapat dukungan dari PSSI.

Federasi menyatakan komitmennya untuk membantu menyelesaikan proses hukum terkait pelanggaran prinsip fairplay dalam sepak bola, termasuk yang melibatkan pengurus maupun Komite Eksekutif (Exco). 

Dalam dua hari terakhir, Satgas sudah mengamankan dua orang terkait pengaturan skor dan match fixing sepak bola nasional. Setelah sebelumnya menangkap salah satu anggota Exco PSSI, Johar Lin Eng, polisi kembali menangkap anggota nonaktif Komisi Disiplin (Komdis), Dwi Irianto alias Mbah Putih di Yogyakarta, kemarin. 

Keduanya ditangkap lantaran diduga terlibat pengaturan pertandingan Liga 2 dan Liga 3. Meski dua pengurusnya ditangkap, PSSI menyatakan akan menghormati dan mengikuti proses hukum yang dilakukan Polri. 

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi menyatakan hal ini sebagai komitmen PSSI terkait penyelesaian masalah penyuapan, pengaturan skor, match fixing, dan pelanggaran fairplay lainnya. Dia menyatakan federasi akan selalu berkoordinasi dengan Polri dalam upaya membenahi sepak bola nasional. 

“Kami menyerahkan penuh pemeriksaan dan terus berkoordinasi dengan kepolisian terkait penyelesaian masalah ini. PSSI juga menghargai proses pemeriksaan yang dilakukan Komite Disiplin terkait semua kasus pengaturan skor dan lain-lain,” katanya, dilansir laman PSSI. 

Dari federasi, Komdis sudah menjatuhkan hukuman kepada salah satu anggota Exco, yakni Hidayat berupa larangan beraktivitas dalam sepak bola nasional selama tiga tahun. 

Selain itu, Manajer Persekam Metro FC Bambang Suryo dengan hukuman larangan aktif sepak bola seumur hidup lantaran berusaha mengatur pertandingan versus PS Ngada pada babak 32 besar Liga 3. 

PSSI juga tengah me nyiap kan tim Ad Hoc si nergi integritas. Komite ini dibentuk untuk tugas khusus dan dalam periode yang khusus. Awal Januari 2019, PSSI juga akan merencana kan pertemuan dengan Kepolisian RI dengan mengundang FIFA untuk membicarakan langkah strategis. 

Selain itu, PSSI juga memanggil pemilik akun di media sosial yang mengunggah dugaan match fixing dalam sidang Komite Disiplin. Penggiat media sosial diharapkan dapat memberi informasi yang bisa ditindaklanjuti, terutama yang disertai bukti-bukti. 

Sebelumnya Wakil Ketua PSSI Joko Driyono menyatakan, federasi tidak akan mundur dalam upaya menegakkan integritas sepak bola nasional. Karena itu, Komdis akan memanggil semua pihak yang diduga mengetahui adanya pelanggaran fairplay dalam sepak bola. 

Dia berharap laporan terkait pengaturan skor dan match fixing disertai bukti konkret agar pengambilan keputusan bisa dilakukan secara objektif. 

“Sejauh ini kami inventarisasi ada 76 akun media sosial yang memiliki informasi terkait match fixing. Ini akan dipanggil untuk bisa memberikan informasi untuk digali lebih dalam lagi,” katanya. 

Sementara itu, Mantan Manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indriyani menolak menghadiri panggilan PSSI yang sedianya dijadwalkan kemarin. 

Pemanggilan ini terkait pernyataan Lasmi di media sosial dan televisi terkait dugaan pengaturan skor di Liga 3. “Klien kami, saudari Lasmi Indriyani, mendapat surat panggilan dari PSSI untuk menghadiri sidang Komdis PSSI yang akan digelar hari ini (kemarin). 

Tapi, dia tidak hadir karena menurut kami, relevansinya apa dan kebetulan ini (dugaan pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola) sudah kami serahkan sepenuhnya ke satgas yang dibentuk Kapolri,” kata kuasa hukum Lasmi Indriyani, Boyamin Saiman, kemarin. 

Menurutnya, jika memenuhi panggilan PSSI, pihaknya khawatir terjadi tumpang tindih karena semua permasalahan tersebut sudah diserahkan ke Polri. Dia berharap federasi menghormati dengan tidak melakukan tindakan lain yang berpotensi intervensi dan mengganggu proses di kepolisian. 

“Kami menghormati Kapolri, biar fokus perhatian semua ke sana. Kami berharap dari PSSI juga begitu. Artinya, ikut mendukung Kapolri. Kalau seperti ini (memanggil Lasmi Indriyani) justru mengganggu konsentrasi kita juga,” tandasnya.(exe/sindo)


0 Komentar