Rabu, 26 Juni 2019 21:41 WIB

Tim Penjaringan dan Penyaringan KONI Pusat Dituntut Bersikap Fair

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Jokowi bersama La Nyalla Mahmud Mattalitti. (foto istimewa)
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Suasana mulai memanas menjelang musyawarah Nasional  KONI Pusat pada Senin, 2 Juli mendarang.
 
Terlebih  kabar beredar bakal terjadinya aklamasi yang memilih salah satu calon Caketum. Namun, para voter atau pemilik suara menolak wacana aklamasi atau calon tunggal tersebut.
 
Salah satunya Wakil Ketua Umum KONI Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti. Dia mengatakan ajang pemilihan Ketua KONI Pusat periode 2018-2023, hendaknya terbuka kepada siapa pun bagi Calon Ketua Umum (Caketum) yang akan ikut meramaikan ajang ini dan harus mendengarkan aspirasi para anggotanya.
 
"Jangan jadi belenggu dengan menerapkan syarat-syarat yg memberatkan para Caketum yang akan mencalonkan diri. Jika ada lebih dari satu calon biarkan bertanding dengan sportif. Jangan ada upaya pengkondisian hanya satu calon saja. Degarkan aspirasi para anggotanya," kata La Nyalla Mattalitti ketika dihubungi melalui telepon, Rabu(28/6).
 
Dikatakan, jika nantinya Munas hanya diikuti oleh satu calon saja, maka dikhawatirkan muncul sikap otoriter bagi calon yang terpilih secara aklamasi.
 
"Maka dari itu fungsi dari Tim Penjaringan dan Penyaringan juga harus bersikap lebih fair. Mereka tugasnya bukan menyeleksi calon tapi hanya merekomendasikan calon untuk kemudian diserahkan kepada Pleno dalam Munas nanti. Jadi yang memutuskan calon itu berhak atau tidak untuk maju adalah melalui Pleno bukan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan yang dibentuk KONI Pusat," ungkapnya lagi.
 
Hal senada diungkapkan, Tonny,  Sekjen KONI Sulawesi Utara. Dia juga menolak calon tunggal atau aklamasi pada Munas  KONI pada 2 Juli mendatang. " Saya tidak setuju kalau calon tunggal.  Karena tidak demokratis dan tidak sportif.  Sebaiknya minimal dua calon atau lebih agar ramai ," ujar Tonny saat dihubungi.(exe)

0 Komentar