Kamis, 20 Juli 2023 15:16 WIB

Ganjar Dipasangkan Erick Disebut Naik, dengan Emil dan Sandiaga Menurun

Editor : Yusuf Ibrahim
Ganjar (kiri) bersama Erick dan Emil. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Duet Ganjar Pranowo -Erick Thohir minim resistensi di masyarakat berdasarkan hasil telesurvei yang dilakukan lembaga survei Ipsos Public Affairs pada 7-12 Juli 2023 terhadap 2.191 responden itu.

Sebanyak 98 persen di antaranya menerima duet pasangan tersebut. “Melihat skor paslon (pasangan calon, red) yang memiliki resistensi publik terendah, Ganjar-Erick mendapatkan skor 97 persen,” ujar Managing Director Ipsos Public Affairs Indonesia Soeprapto Tan, Rabu (19/7/2023).

Angka tersebut paling tinggi ketimbang Gubernur Jawa Tengah (Jateng) tersebut dipasangkan dengan kandidat calon wakil presiden (cawapres) lainnya. Ketika Ganjar dipasangkan dengan cawapres lain, angka penerimaan publik terekam menurun.

Misalnya, ketika Ganjar dipasangkan dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, angka penerimaan masyarakat terekam menurun. Duet Ganjar-Ridwan Kamil terekam hanya mendapatkan penerimaan sebesar 91 persen. Begitu juga ketika Ganjar dipasangkan dengan Menparekraf Sandiaga Uno, yakni 89 persen.

Soeprapto menjelaskan Ipsos Public Affairs menggunakan standar metodologi sesuai metode ilmiah dan statistika yang berlaku. Sebab, kata dia, Ipsos selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR) yakni asosiasi riset internasional yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya.

“Telesurvei tersebut dengan melibatkan 2.191 responden dengan margin of error 2,1 persen dan tersebar merata di 34 provinsi di Indonesia untuk memotret dinamika dan perkembangan para tokoh potensial yang akan maju dalam Pilpres,” pungkasnya.

Diketahui, Ipsos Public Affairs merupakan bagian dari Ipsos, sebuah lembaga riset internasional yang sangat berpengalaman di dunia global. Lembaga yang berkantor pusat di Perancis ini beroperasi di 90 negara, selain dikenal melakukan riset pasar, Ipsos juga melakukan riset sosial politik, termasuk di Indonesia sejak 2008.(mir)


0 Komentar