Senin, 18 September 2023 12:30 WIB

Kinerja Ekspor-Impor Indonesia Disebut Masih dalam Tren Positif

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi kinerja ekspor. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Dampak perlambatan ekonomi global mulai dirasakan Indonesia, dimana ekspor Indonesia pada Agustus 2023 terkontraksi. Ekspor bulan Agustus 2023 tercatat USD22,00 miliar, terkontraksi 21,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh penurunan ekspor semua sektor.

Secara kumulatif, ekspor periode Januari – Agustus 2023 mencapai USD171,52 miliar. "Penurunan kinerja ekspor tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi di banyak negara, akibat melemahnya aktivitas ekonomi dunia," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Sementara itu, impor di bulan Agustus 2023 tercatat USD18,88 miliar, terkontraksi 14,77% (yoy), terutama bersumber dari penurunan impor bahan baku/penolong dan barang modal, sedangkan impor barang konsumsi masih tumbuh sebesar 15,47% (yoy).

Secara kumulatif impor periode Januari – Agustus 2023 tercatat USD147,18 miliar. Baca Juga Rekor 39 Bulan Beruntun, Surplus Neraca Perdagangan RI Juli 2023 Capai USD1,31 Miliar Secara keseluruhan, neraca perdagangan bulan Agustus 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD3,12 miliar.

Secara kumulatif dari Januari – Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD24,34 miliar. Dengan demikian, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut. “Neraca perdagangan Indonesia masih tercatat surplus di bulan ini, di tengah risiko global yang masih tinggi karena adanya penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi dunia. Artinya resiliensi Indonesia masih terjaga dengan baik dan ini harus tetap kita pertahankan bahkan kita tingkatkan,” sambung Febrio.

Ekspor bulan Agustus 2023 tercatat USD22,00 miliar, terkontraksi 21,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh penurunan ekspor semua sektor. Secara kumulatif, ekspor periode Januari – Agustus 2023 mencapai USD171,52 miliar.

Ekspor China dan India terkontraksi selama Januari – Agustus 2023. Di Kawasan ASEAN, ekspor Vietnam juga mengalami kontraksi dalam periode yang sama. Sementara Malaysia dan Thailand mengalami kontraksi pada periode Januari – Juli 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa dampak perlambatan ekonomi global terjadi secara luas. "Meskipun pertumbuhan ekspor Indonesia secara nilai termoderasi, namun masih menunjukkan peningkatan secara volume. Permintaan ekspor produk unggulan Indonesia masih kuat, tercermin dari pertumbuhan volume ekspor nonmigas yang masih tumbuh 9,5% pada periode Januari – Agustus 2023," jelas Febrio.

Volume ekspor bahan bakar mineral termasuk batu bara, minyak hewani atau nabati, besi baja, kendaraan, logam mulia dan nikel, secara kumulatif Januari hingga Agustus 2023 masih meningkat signifikan. "Ke depan kinerja ekspor-impor Indonesia diperkirakan masih berada dalam tren positif, meskipun sedikit melambat seiring dengan moderasi harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global," terangnya.

Keberlanjutan tahapan hilirisasi mineral yang terus di dorong untuk dapat mendukung dan berpartisipasi dalam rantai pasok global juga diyakini terus memberikan manfaat yang signifikan pada daya saing dan kinerja ekspor nasional.

“Dampak penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, terutama dari negara mitra dagang utama Indonesia, mulai dirasakan khususnya pada kinerja perdagangan. Untuk itu, pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah antisipatif dengan terus mendorong keberlanjutan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, dan diversifikasi mitra dagang utama," tutup Febrio.(des)


0 Komentar