Rabu, 17 Januari 2024 19:35 WIB

Ganjar Tegaskan Kesiapan untuk Menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi

Editor : Yusuf Ibrahim
Ganjar bersama masyarakat. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Calon presiden (capres) 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan kesiapannya untuk menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satunya dengan melakukan pencegahan sedini mungkin, baik di masyarakat maupun di KPK.

Ganjar menyampaikan pengalamannya dalam memberantas korupsi saat menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode. Dia memulai visi misi pencegahan korupsi dengan menandatangani kesepakatan bersama seluruh bupati dan wali kota di 35 kabupaten dan kota perihal pencegahan korupsi sejak dini.

"Pengalaman saya 2014 kami datang lalu ada koordinasi supervisi pencegahan, itu yang mesti terus dilakukan (pencegahan korupsi) kita yang menginisasi untuk antikorupsi mulai dari sekolah. 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah waktu itu saya ajak tanda tangan membuat kesepakatan pendidikan antikorupsi," kata Ganjar saat bertemu para sopir truk di Terminal Bus Limpung, Kabupaten Batang, Rabu (17/1/2024).

Menurut Ganjar, munculnya kasus pungli atau pemerasan yang dilakukan oleh pegawai KPK akibat lemahnya pengawasan dan kontrol itu sendiri terhadap badan antirasuah tersebut. Menurutnya, masyarakat yang memiliki peran sangat penting dalam memberikan pengawasan terhadap KPK.

Oleh sebab itu, kata Ganjar, penguatan KPK mesti dilakukan optimal dengan melibatkan seluruh pihak dan masyarakat pada umumnya. Komitmen tersebut sejalan dengan 21 program unggulan Ganjar-Mahfud jika memenangkan kontestasi politik 2024. 

"Maka kuatkan KPK, kembalikan lagi, tapi semua harus ikut dalam pencegahan korupsi. Saya siap sekali, bahkan sudah saya siapkan sejak 2013 maju pertama jadi gubernur, Mboten Korupsi Mboten Ngapusi, cocok kan sama Pak Mahfud juga," jelasnya.

Capres berambut putih itu beranggapan, jika penguatan KPK dan pencegahan korupsi tidak dilakukan secara menyeluruh, maka dia mengumpamakannya dengan istilah kapok lombok. "Kalau itu tidak dilakukan, sudahlah, itu seperti kapok lombok. Makan cabai kepedasan, taubat taubat, besok kumat lagi. Jadi artinya sistem pencegahan harus baik, transparansi harus dilakukan dan masyarakat akan bisa mengontrol semuanya," tandasnya.(fik)


0 Komentar