Selasa, 03 Mei 2016 15:46 WIB

Ini Cerita Sekda Saefullah Tentang Peristiwa Tadi Malam di Luar Batang

Editor : Hermawan
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com – Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menggelar konferensi pers untuk menjelaskan duduk perkara sebenarnya peristiwa di kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/5/2016) malam, pukul 22.30 WIB.

Kabarnya, Saefullah dikeroyok warga Luar Batang ketika berkunjung ke kawasan tersebut tadi malam. Saefullah pun menepis kabar tersebut. “Saya enggak diapa-apain kok. Saya sehat-sehat saja,” tandas Saefullah, usai mengikuti rapat di Balaikota DKI Jakarta, Selasa, (3/5/2016) siang.

Saefullah mengaku memang tadi malam berkunjung ke kampung Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Kedatangan Saefullah ke kampung itu sudah kali ketiga sejak penertiban Pasar Ikan Luar Batang, beberapa waktu lalu.

"Jadi ini sebetulnya saya udah ketiga kalinya ke Luar Batang sejak penertiban (Pasar Ikan). Pertama, ke masjid ke lokasi akuarium pimpin rapat koordinasi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pasca penertiban. Saya ke sana lagi pas malam hari untuk observasi di sekitar masjid. Masjid ditata agar betul-betul jadi tempat wisata religi bersih," ungkap Saefullah.

Saat ke Luar Batang tadi malam, Saefullah ditemani Lurah Penjaringan Suranta, Camat Penjaringan Kholid dan Satpol PP DKI. Dia mengadakan rapat dengan pengurus RT/RW setempat dan pengurus Masjid Luar Batang. Kedatangan Saefullah ke kampung Luar Batang juga membawa tukang jahit untuk mengukur baju seragam petugas Masjid Luar Batang.

"Semalam saya datang udah bawa tukang ukur, penjahit, dan itu bisa menggunakan dana Bazis (DKI), kalau saya kan enggak ada. Kami datangkan, saya pengen langsung ke pengurus masjid. Misalnya Amir saya ukur, Anto, Hamzah, kan gitu, nanti 2 minggu kemudian kami berikan sesuai ukuran badannya. Kami mau kasih 2 set supaya ada ganti. Ini kan bagus. Lalu saya juga berpikiran, pedagang kaki lima di sekitar masjid itu kan kurang tertata. Saya sudah memanggil Dinas KUMKMP untuk pengadaan gerobak stainless itu bisa jadi prioritas, dianggarkan. Itu cita-cita saya, itu penataan di lingkungan masjid," jelas Saefullah.

Saefullah pun menjelaskan jika ada warga Luar Batang punya sertifikat atau pun surat-suratnya lengkap dan lahannya boleh dibeli Pemprov DKI, maka pemerintah mau membelinya untuk pembangunan plasa agar masjid tampak tampak tertata rapi.

"Saya koordinasi sama lurah, saya ada dialog 1 jam. Ada beberapa yang menjadi catatan saya, apa yang perlu disampaikan saya catat. Dalam catatan saya warga tak akan jual tanahnya di luar Batang,  enggak ada masalah saya bilang, tapi akses ke mesjid kan kita rapikan, termasuk saya minta PU untuk diaspal. Kami enggak da konsep untuk gusur warga sekitar masjid. Kami sedang cari tanah untuk apartemen. Ada 2 alternatif. Kalau ok, harganya bisa, NJOP, kami bayar tahun ini juga, untuk rumah susun, buat warga Jakarta yang tempat tinggalnya tidak layak. Warga yang masih tinggal di atas air, katanya enggak papa, dibongkar aja, itu calon penghuni rumah susun. Itu sebenarnya mereka ngerti. Yang diadakan mereka minta bertahan," tutur Saefullah.

Saefullah pun menceritakan warga yang bermukim di atas saluran air meminta kompensasi. Tapi, Saefullah mengatakan tidak bisa jika harus memakai APBD. Kemudia usai  berbincang dengan lurah dan camat hampir satu jam lamanya, Saefullah pergi ke mesjid untuk salat Isya.

"Lalu jam 10 saya bilang ke masjid sama lurah dan camat mau salat Isya. Lalu, saya duduk di depan kantor pengurus masjid, ngomong sama pengurus, ngomong sama RW, mereka enggak mau diukur tukang jahit sekarang, ya udah, kalo enggak bisa saya pulang rupanya sesaat sesudah saya pulang itu ada gerakan massa. Saya sih enggak diapa-apain, cuma ada kalimat gusur-gusur. Tapi makin lama makin banyak warga berdatangan, setelah saya suruh cek ternyata warga marah karena beredar surat peringatan (SP) 1 dari Gubernur. Tapi surat tersebut saya pastikan palsu, sudah saya bilang ke warga itu palsu. Menurut saya ada yang menggerakkan kemarahan warga  di sini dengan menyebarkan surat palsu. Lalu, setelah saya jelasin saya pulang dengan camat dan lurah sekitar pukul 1 dini hari dengan selamat," pungkas Saefullah.

 

 

 
0 Komentar