Sabtu, 22 Oktober 2016 16:02 WIB

Politisi PDIP: Jokowi Junjung Tinggi Demokrasi

Editor : Danang Fajar
Laporan : Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Politisi PDIP, Maruara Sirait menilai kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat menjunjung tinggi Demokrasi.  Dalam artian, demokrasi mewarnai pemerintahan dari komando Presiden asal Solo ini.

"Coba saja lihat demo dimana-dimana bisa kok. Jokowi selalu bilang kalau bukan pemilihan langsung ya dia enggak bisa jadi walikota, gubernur dan presiden," ucapnya di Jakarta, Sabtu (22/10/2016).

Anggota Komisi XI DPR RI itu mengatakan, pasca pemilu kala itu politik di Indonesia semakin memanas lantaran adanya KMP dan KIH. Terlebih, saat ini di DPR rata-rata pimpinannya digasak oleh parpol-parpol oposisi.

"Yang menang KMP bahkan AKD dikuasasi KMP. Tarik menarik di awal pemerintahan juga tinggi. Aroma pilpres masih terasa," ungkap pria yang akrab disapa Ara itu.

Namun, kata Ara, setahun kemudian keadaan tak lagi sama. Pasalnya, parpol oposisi itu satu persatu mulai bergabung ke pemerintahan.

"Dukungan Golkar, PPP, PAN yang tadinya di KMP lalu masuk ke pemerintahan. Ini realita. Semua jadi lancar, tes Polri lancar, bahas UU lancar," cetus Ara.

"Kita harus akui kabinet ini besar, tadinya ramping jadi besar. Tapi realita seperti itu. Akomodasi politik harus digabungkan dengan SDM yang berkualitas dan berintegritas," sambungnya.

Segala pemerintahan, lanjut Ara, pasti mememiliki kelebihan dan kekurangan. Ia akui di era komando Jokowi saat ini masih ada kesenjangan sosial yang harus diperbaiki, dan angka defisit yang tinggi.

Meski demikian, rasa kepuasan publik kepada Jokowi malahan kian meningkat. Pasalnya, masih kata Ara, angka pengangguran dan kemiskinan diklaim semakin berkurang.

"Saya rasa akan terpilih lagi. Survei jauh sekali dengan Prabowo dan yang lainnya. Cek saja," tegasnya.

Terlepas dari itu, perubahan yang paling terlihat ialah dari segi Hukum. Dahulu, hubungan KPK dan polisi tak baik bak cicak versus buaya. Namun, saat ini mereka sudah membaik dan saling bersinergi.

"Presiden berani melantik Tito itu terobosan. Saya yakin masalah HAM juga menjadi pertimbangan presiden," jelasnya.

"Presiden Boneka yang Lemah", merupakan julukan Jokowi saat baru-baru menjabat sebagai Presiden. Namun, kata Ara, Jokowi dapat mengatur parlemen yang awalanya dinahkodai oposisi.

"Sekarang bagaimana? ada enggak yang bilang begitu. Malah bilang bagaimana sekarang kontrol di parlemen? karena Jokowi terlalu kuat!" pungkasnya.
0 Komentar