Kamis, 23 Februari 2017 08:17 WIB

Pemerintah Akan Tambah Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri

Editor : Yusuf Ibrahim
Enggartiasto Lukita. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah berencana menambah perwakilan perdagangan di luar negeri, baik Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) maupun Atase Perdagangan seperti di Benua Afrika dalam upaya penetrasi pasar-pasar baru tujuan ekspor.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, dalam jumpa pers Rapat Kerja Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa saat ini baru terdapat dua ITPC di Benua Afrika yakni di Johannesburg dan Lagos.

"Saat ini di Afrika baru ada perwakilan di Johannesburg dan Lagos, ada potensi ditambah atau membuka perwakilan baru," kata Enggartiasto di Jakarta, Rabu (22/02/2017).

Enggartiasto mengatakan selain Benua Afrika, rencana penambahan perwakilan luar negeri juga akan dilakukan di kawasan Eurasia. Rencana tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mempenetrasi pasar-pasar tujuan ekspor baru sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Tercatat, berdasarkan laman Kementerian Perdagangan, saat ini ada sebanyak 19 ITPC dan 25 Atase Perdagangan yang tersebar di berbagai belahan dunia. 

Pemerintah tengah mengevaluasi kinerja ITPC dan Atase Perdagangan yang ada di berbagai negara. Evaluasi tersebut, nantinya termasuk rotasi pejabat, penutupan dan pembukaan perwakilan dagang di luar negeri.

Nantinya, akan ada perubahan orientasi kerja ITPC dan Atase Perdagangan untuk memberikan manfaat hubungan dagang berkelanjutan.

"Sedang kami proses, tidak mungkin kami ambil tindakan dalam waktu satu dua hari. Kami evaluasi, proses dan akan kami konsultasikan dengan Kementerian Luar Negeri," ujar Enggartiasto.

Dalam proses evaluasi tersebut, Enggartiasto juga mendapatkan masukan dari para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri. Selain itu, pihaknya juga melihat seberapa besar potensi perdagangan yang bisa dioptimalkan atau memang sudah pada titik jenuh dan tidak bisa didorong lagi.

Kemendag menargetkan peningkatan ekspor nonmigas pada 2017 sebesar 5,6 persen meskipun kondisi perekonomian global dinilai masih cenderung melambat. Sementara pada Rencana Pemerintah Jangka Menengah (RPJM), target tersebut tercatat sebesar 11,9 persen.

Salah satu upaya untuk menaikkan kinerja ekspor Indonesia adalah dengan melakukan optimalisasi kinerja instrumen yang dimiliki oleh pemerintah seperti ITPC dan Atase Perdagangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2016, nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai 144,43 miliar dolar AS, atau menurun 3,95 persen dibandingkan 2015 yang sebesar 150,36 miliar dolar AS.

Sedangkan ekspor nonmigas mencapai 131,35 miliar dolar AS atau turun 0,34 persen, dari sebelumnya 131,79 miliar dolar AS.

Secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada 2016 mengantongi surplus sebesar 8,78 miliar dolar AS. Neraca nonmigas tercatat surplus 14,42 miliar dolar AS, sementara neraca migas defisit 5,63 miliar dolar AS untuk periode Januari-Desember 2016.(exe/ist)


0 Komentar