Sabtu, 11 Maret 2017 14:09 WIB

Mei, Peletakan Batu Pertama Kereta Metro Kapsul di Bandung

Editor : Hendrik Simorangkir
Kota Bandung Bakal Punya Kereta Metro Kapsul. (Ilustrasi)

BANDUNG, Tigapilarnews.com - Walikota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan, peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan transportasi massal Metro Capsule rencananya akan dilakukan pada Mei 2017, dan ditargetkan selesai tahun 2018.

"Insya Allah mudah-mudahan kalau tidak ada halangan kita groundbreaking namanya LRT Metro Kapsul. Pangaminkeun lah (tolong diamini) karena sampai ke titik ini susahnya luar biasa," ujar Ridwan, Sabtu (11/3/2017).

Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, pembangunan Metro Capsule ini akan dibangun sepanjang enam kilometer yang dilaksanakan secara dua tahap.

Tahap pertama akan dibangun lintasan sepanjang tiga kilometer dari Stasiun Bandung hingga jalan Dalem Kaum. Tahap kedua sepanjang tiga kilometer hingga Tegalega hingga kembali ke Stasiun Bandung.

"Nilai proyeknya kalau tiga kilometer Rp 500 miliar. Kalau enam kilometer itu satu triliun. Kalau Rp 500 miliar itu hanya sampai alun-alun. Kalau satu triliun itu sampai tegalega muter hingga kembali ke Stasiun Hall pulang pergi. Biayanya dari PT PP (Pembangunan Perumahan) Persero," jelasnya.

Emil menuturkan, rencana pembangunan moda transportasi modern tersebut seringkali mengalami hambatan, sehingga dirinya harus menghadap langsung Presiden Joko Widodo meminta dukungan melalui Perpres.

"Nah ini DED (Detail Engineering Design)-nya sudah dan yang lainnya sudah, mudah-mudahan lancar," katanya.

Teknologi yang dikembangkan Pusat Pengembangan Teknologi Transportasi Berkelanjutan (PPTTB) ITB ini, memiliki kapasitas penumpang hingga 50 orang dan telah dicoba di Subang, Jawa Barat, dengan membangun track sepanjang 300 meter untuk proses pengujian kelayakan.

"Di sana diuji semua uji durabilitas, uji sistem, uji fungsi dan macam-macam dites di sana. Dan hasilnya cukup bagus," sambung kepala PPTTB ITB, Sigit Puji Santosa.

Sigit menjelaskan, saat ini pihaknya pun tengah mengembangkan LRT dengan kapasitas 120 penumpang. Diharapkan dengan beragam pengembangan yang dilakukan ITB dapat menjadi solusi mengatasi kemacetan kota, seiring dengan antisipasi menghadapi revolusi industri otomotif dunia tahun 2025.

"Kami juga mengembangkan bus listrik, kendaraan antar barang listrik. Jadi nanti kendaraan dengan menggunakan bahan bakar akan berkurang bahkan habis diganti oleh kendaraan hybrid dan listrik," pungkas Sigit.


0 Komentar