Jumat, 08 Desember 2017 14:23 WIB

Sandiaga Dorong Pasar Ikan Jadi Pusat Wisata Sejarah

Editor : Rajaman
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendorong dipercepatnya revitalisasi kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Sandiaga akan membangun kembali Pasar Ikan menjadi pusat wisata sejarah.

"Saya bilang ini waktu yang sangat baik untuk memberikan semangat motivasi teman-teman di Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan) untuk menyelesaikan ini mengintegrasikan dengan Museum Bahari. Dan dengan masyarakat sekitar yang mendukung kita sosialisasikan ini bisa buat wisata," kata Sandiaga di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2017).

Sandiaga menargetkan kawasan Pasar Ikan tersebut selesai direvitalisasi pada tanggal 28 Desember mendatang. Menurutnya, dengan revitalisasi tersebut dapat meningkatkan perekonomian warga sekitarnya.

"Kita bisa buat juga lapangan kerja dan memastikan bahwa pembangunan di kawasan sini mengintegrasikan multisektor, sektor pariwisata sektor ketahanan pangan, sektor kebudayaan, juga lapangan pekerjaan," paparnya.

Sandiaga mengatakan pencanangan Pasar Ikan menjadi pusat wisata sejarah telah mendapatkan rekomendasi dari tim cagar budaya. "Dan semuanya ini sudah diberikan rekomendasi oleh tim cagar budaya," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas KPKP Darjamuni mengatakan proyek revitalisasi kawasan Pasar Ikan sudah mencapai 87 persen. Darjamuni mengatakan pusat wisata tersebut terdiri dari revitalisasi tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar kuliner bagi wisatawan. 

"Kita memperbaiki TPI ini, TPI bersejarah karena dibangun pada tahun 1863. Jadi fungsinya kita alihkan jadi objek wisata karena sudah jadi objek wisata yang kita integrasikan dengan museum bahari yang ada," jelasnya.

Darjamuni mengakui kayu-kayu tua di kawasan Pasar Ikan sempat hilang. Namun, dirinya memastikan telah mendapatkan material berkualitas lain untuk mengganti kayu-kayu tersebut.

"Kurang dijaga waktu itu kita memang kehilangan kayu. Seperti tadi saya bilang dari 18 tinggal 2 yang utuh. Makanya kita harus ganti persis sama dengan kayu yang ada makanya kita harus pesan ke Kalimantan sana. Kayu yang sudah dilindungi, selain carinya sulit, izin keluarnya pun sulit," terangnya. 


0 Komentar