Kamis, 17 Mei 2018 11:44 WIB

BI Sulit Membuat Keputusan Tentang Kemungkinan Kenaikan Tarif

Editor : Amri Syahputra
Ilustrasi Bank Indonesia. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Dewan Gubernur Bank Indonesia akan membuat keputusan yang sulit dalam pertemuan mereka pada hari Kamis tentang apakah akan meningkatkan patokan tujuh hari reverse repo rate (7DRRR) untuk mempertahankan rupiah, dengan mengorbankan pasar saham dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Erdikha Elit Sekuritas analis Okky Jonathan mengatakan di Jakarta pada hari Rabu bahwa banyak investor ingin melihat bank sentral meningkatkan tingkat referensi, yang sekarang di 4,25 persen, tetapi ada risiko dalam mengambil keputusan seperti itu.

"Dalam jangka panjang, banyak orang akan meninggalkan pasar saham Indonesia," katanya, mengatakan bahwa bukan hanya investor asing yang ingin meninggalkan pasar, tetapi juga investor domestik.

Okky mengatakan bahwa jika BI meningkatkan 7DRRR, investor mungkin lebih suka menaruh uang mereka di bank.

Dia memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan karena depresiasi rupiah, yang saat ini dikutip di atas 14.000 terhadap dolar AS, tidak disebabkan oleh fundamental ekonomi negara tetapi oleh faktor eksternal yang juga memukul mata uang lainnya.

Kepala ahli ekonomi Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, memiliki pendapat yang berbeda, dan mengatakan bahwa sudah waktunya bagi BI untuk meningkatkan tingkat referensi. Dia menyarankan bahwa peningkatan seharusnya tidak lebih dari 25 basis poin, sehingga tidak akan secara serius menghambat pertumbuhan ekonomi.

Dia juga mengatakan, kenaikan BI rate harus dilaksanakan secara bertahap. “Jika tujuannya adalah untuk mengendalikan rupiah, hal itu tidak cukup (untuk meningkatkan) hanya sekali. Harusnya empat kali hingga total peningkatannya mencapai 1 persen, ”ungkap Lana.

Dia mengakui ada risiko perlambatan ekonomi jika BI meningkatkan tingkat referensi. "Tapi kita hanya bisa mengendalikan nilai tukar rupiah melalui tingkat referensi (BI) pada risiko bahwa ekonomi kita tidak akan tumbuh di atas 5 persen," kata Lana.


0 Komentar