Selasa, 14 Agustus 2018 15:49 WIB

Melania Disebut Tak Sabar Ingin Ceraikan Trump

Editor : Yusuf Ibrahim
Melania Trump dan Donald Trump. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mantan staf Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, mengklaim Ibu Negara Melania Trump tak sabar ingin menceraikan suaminya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menurutnya, busana Melania yang kerap jadi sorotan media adalah kode untuk "menghukum" suaminya.

Omarosa mengundurkan diri dari posisinya di pemerintahan Trump sebagai direktur komunikasi untuk Kantor Penghubung Publik Gedung Putih pada Januari 2018. Dia merilis buku "Unghinged", yang membeberkan keganjilan-keganjilan di lingkungan Gedung Putih, pada Selasa (14/8/2018).

Menurut Omarosa, First Lady AS sedang menunggu Donald Trump lengser sebelum mengakhiri pernikahan mereka.

Dalam bukunya, dia mengungkap misteri dua busana Melania yang pernah jadi sorotan media yang sejatinya kode perlawanan terhadap sang suami.  Pertama, kemeja "pussy bow" warna merah muda yang dikenakan Melania setelah skandal Trump dan bintang "Access Hollywood" bocor. 

Kedua, jaket Zara yang dikenakan Melania saat mengunjungi anak-anak imigran yang ditahan. Bagian belakang jaket itu bertuliskan; "Saya tidak terlalu peduli, kan?". Melania tak pernah mengonfirmasi maksud tulisan di jaket itu, sehingga memicu spekulasi di media bahwa tulisan itu untuk menyindir suaminya atas kebijakan nol toleransi terhadap anak-anak imigran.

"Secara keseluruhan, semua gaya pemberontakannya telah mencapai tujuan yang sama," tulis Omarosa dalam bukunya.

"Saya percaya Melania menggunakan gaya untuk menghukum suaminya," lanjut Omarosa, seperti dikutip Newsweek.

"Menurut pendapat saya, Melania menghitung setiap menit sampai dia (Trump) keluar dari kantor dan dia bisa menceraikannya," papar Omarosa.

Sebelumnya, mantan staf Gedung Putih ini merilis apa yang dia klaim sebagai rekaman panggilan telepon antara dirinya dan Presiden Trump sehari setelah dia dipecat, atau versi dirinya mengundurkan diri.

Rekaman yang disiarkan oleh NBC menunjukkan bahwa Trump bahkan tidak tahu bahwa Omarosa telah dipecat. Menurutnya, orang yang tanpa basa-basi memecat diirinya adalah Kepala Staf Gedung Putih, Jenderal John Kelly.

Omarosa mengklaim telah membuat rekaman rahasia sepanjang waktu di Gedung Putih, salah satunya dibuat di Sitution Room. Dalam rekaman itu, Kelly mengatakan Omarosa harus pergi karena ada beberapa pelanggaran integritas serius yang berkaitan dengan dirinya dan penggunaan kendaraan pemerintah.

Omarosa saat itu bertanya apakah Presiden Trump sadar akan situasinya. Kelly menjawab, “Jangan turun ke jalan. Ini adalah diskusi yang tidak bisa dinegosiasikan."

"Staf dan semua orang bekerja untuk saya, bukan Presiden. Setelah keberangkatan Anda, saya akan memberi tahu dia jika dia tertarik dengan tempat Anda berada," lanjut Kelly dalam rekaman tersebut.

Sehari setelah dipecat Kelly, Omarosa melakukan percakapan telepon dengan Trump. Dalam percakapan itu, sang presiden mengetahui tentang pemecatannya dari berita di televisi.

"Omarosa, apa yang terjadi? Saya baru saja melihat berita bahwa Anda berpikir untuk pergi? Apa yang terjadi?," kata Trump.

Omarosa menjawab; "Jenderal Kelly datang kepada saya dan mengatakan bahwa kalian ingin saya pergi."

Trump membalas jawaban Omarosa dengan mengatakan, “Tidak, tidak ada yang memberitahuku tentang itu. Anda tahu, mereka menjalankan operasi besar tetapi saya tidak mengetahuinya. Saya tidak tahu itu."

"Sialan, saya tidak suka Anda pergi sama sekali," lanjut Trump.

Pemasangan perangkat perekaman sejatinya tidak diizinkan di Situation Room, ruang di Gedung Putih dengan keamanan super tinggi.(exe/ist)


0 Komentar