Jumat, 18 Mei 2018 15:36 WIB

Analis: Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia, Upaya Untuk Meminimalkan Risiko

Editor : Amri Syahputra
Ilustrasi Bank Indonesia. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan tingkat reverse repo tujuh hari sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen pada Kamis dimaksudkan untuk meminimalkan risiko depresiasi rupiah lebih lanjut yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang kuat dalam beberapa hari terakhir, kata para analis.

"Peningkatan sebesar 25 bps merupakan sinyal upaya BI untuk meminimalkan faktor risiko, meskipun risikonya tidak terlalu besar," kata Kepala Ekonomi Bank Mandiri, Anton Gunawan di Jakarta, Kamis.

Dia memperkirakan bahwa kenaikan tarif 25 bps akan dilakukan setelah kuartal kedua, yang mengarah ke tingkat repo 4,75 persen pada akhir 2018.

Nilai tukar rupiah tetap di atas Rp14.000 terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir, yang diyakini disebabkan oleh kebijakan moneter AS.

Anton mengatakan bahwa mata uang Indonesia masih dalam posisi yang lebih baik daripada negara-negara tetangganya di Asia, seperti Filipina dan India, dalam konteks pasar negara berkembang yang menghindari risiko yang ditanggung oleh normalisasi moneter di AS.

Sementara itu, perusahaan keamanan Mandiri Sekuritas kepala penelitian pendapatan tetap Handy Yunianto telah menyatakan optimismenya bahwa Indonesia tidak akan menderita tantrum taper lagi seperti yang dialami pada 2013 dan 2015.

Dia mengatakan Indonesia menunjukkan indikator yang jauh lebih baik daripada lima tahun lalu, terutama dalam hal tingkat inflasi, cadangan devisa, dan defisit transaksi berjalan.

Dalam upaya untuk lebih membantu rupiah, ia meminta bank sentral untuk membeli obligasi sehingga lebih banyak rupiah akan beredar di pasar.


0 Komentar